Baru beberapa hari nie, saya dapat mata kuliah LEADERSHIP dr dosen cantik yg digemari tmn2 cowok sekelas saya. Awalnya saya berpikir, "ngapain dikasih materi ini lagi? kn semester kmaren uda?" krn emg kuliah tu diulang kmbali oleh departemen yg berbeda d fakultas saya.
Membicarakan tentang kepemimpinan emg ga akan ada habisnya. Entah dibahas di kuliah, mentoring, halaqah, dan yg lagi ngetrend, di training2 kepemimpinan. Apa lagi tujuannya selain mencetak generasi2 terbaik yg diharapkan bs menjadi seorang pemimpin. Pemimpin kn ad banyak, ga cm scr struktural aj, tp bs jg pemimpin keluarga, atau yg plg kecil bs memimpin dirinya sendiri. That's it!
Tapi semisal dlm struktural, klo smw jd pemimpin, sypa yg jadi bawahannya? Klo smw jd manajer, sypa yg jd staff-nya? Atau bahasa kerennya,klo smw jd qiyadah sypa yg jd jundinya?? :)
Nah, klo gt qt bahas dulu...urgensi pemimpin dan staff!
Pemimpin hendaknya tidak hanya menuntut untuk dipahami dan ditaati oleh para anggotanya, ia harus menjadi bagian atau berempati terhadap kondisi yang dialami oleh para anggotanya. Sesekali membuat kebijakan tanpa terlebih dahulu meminta pendapat para staff, terlebih dalam keadaan mendesak adalah suatu hal yang biasa, tetapi apabila terlalu sering maka hal ini mungkin bisa menimbulkan ‘bencana’ yang luar biasa di organisasi tersebut.
Para pemimpin/manajer hendaknya menyadari bahwa staffnya hanyalah manusia biasa yang punya rasa, mereka butuh bimbingan, perhatian, motivasi, serta penghargaan. Jangan melulu menuntut mereka memenuhi kebijakan yang telah dibuat, sesekali bertanyalah dan mintalah kritikan dari mereka atas kebijakan yang telah dibuat tersebut.
Demikian pula halnya para staff/anggota, harus menyadari bahwa pemimpinnya hanyalah manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan, dan keterbatasan itu menjadi nilai plus bagi staff yg dapay melengkapi kekurangan pemimpinnya. Pemimpin memiliki beban lebih dibanding sekedar anggota. Karena kelak ia akan mempertanggung jawabkan apa-apa yang dipimpinnya. Termasuk, apa yang dilakukan oleh para anggotanya selama ia memimpin. Jangan melulu menuntut untuk diperhatikan oleh pemimpin, sesekali berinisiatif,lah menginformasikan sesuatu tanpa terlebih dahulu diminta atau beramal tanpa menunggu untuk diinstruksikan. Intinya satu sama lain hendaknya membentuk simbiosis mutualisme yang di dasari oleh satu hal yaitu kesamaan visi.
Namun, kali ini saya akan mengajak Anda untuk megetes apakah Anda model Pemimpin atau Pimpinan. Lohh? Emg beda?? Y jelas donk!
‘Pimpinan’ adalah orang yang diberi jabatan dalam suatu institusi formal (pemerintahan, perusahaan, orpol, ormas) melalui semacam surat keputusan oleh eselon yang lebih tinggi di atasnya. Sedangkan 'pemimpin’ artinya orang yang memimpin; sifatnya lebih umum, bisa dalam institusi formal bisa juga dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pemimpin adalah karakter bawaan, sedangkan pimpinan adalah jabatan yang diberikan. Jadi, klo dikerenin bahasanya Pemimpin itu "Unformal Leader" sedangkan Pimpinan adalah "Formal Leader".
Pemimpin biasanya mempunyai karisma (*sama kyk nama teman saya,:p...just kid,brad!) tertentu dalam pembawannya dan akan kekal karismatiknya sampai dia meninggalkan dunia fana, sedangkan pimpinan belum tentu. Pemimpin akan dikenang sepanjang masa, sedangkan pimpinan mungkin hanya dikenang bawahannya ketika periode dia memimpin. Pemimpin selalu dirindukan, tetapi pimpinan tergantung bagaimana dia memimpin. Memimpin apa yang diamanahkan kepadanya.
Pemimpin adalah Takdir dan anugerah yang telah diberikan oleh sang pencipta di social communicty karena telah dibekali Ilmu yang bermamfaat dan tidak terbatas pada buku-buku dikarang oleh manusia. Tindakan pemimpin adalah sebagai penyeimbang didalam mengambil keputusan dan menentukan prioritas utama sebagai kebijakan untuk kepentingan bersama diatas aturan-aturan yang telah dibuat sebagai by pass.
Seorang pemimpin sejati biasanya memiliki watak kepemimpinan sejak terlahir (given).
Seorang pemimpin itu memiliki watak kepemimpinan (leadership) alami. Dimanapun dia berada dalam suatu kegiatan kelompok, naluri kepemimpinannya selalu jalan. Dia sangat intuitif. Dia selalu berusaha tampil memimpin dan mengerjakan hal-hal yang menurutnya benar. Makanya ada yang mengatakan beda antara pemimpin dan pimpinan itu adalah: pemimpin mengerjakan hal-hal yang benar, sedangkan pimpinan mengerjakan sesuatu dengan benar. "Leaders do right things, managers do things right".
Beberapa sifat menonjol pada diri seorang pemimpin sejati: karismatik, berpendirian teguh, berani mengambil resiko (karena teguh pendirian), berorientasi pada orang banyak (people oriented), mampu mengorganisir dan mengendalikan massa dalam jumlah banyak, piawai berpidato di depan publik, pandai berdiplomasi, visioner, serta memiliki insting peka dalam mengambil keputusan.
Nah,bagaimana dengan pimpinan? Sumber daya apa saja yang dikelola oleh seorang pimpinan? Tergantung karakteristik bisnis di tempat dia bekerja. Kalau di pabrik, sumber daya yang dikelolanya antara lain sumber daya manusia (SDM), sumber daya keuangan, sumber daya kapital (mesin industri), sumber daya bahan baku (bisa sumber daya alam, jika industrinya berbasis sumber daya alam), dan berbagai sumber daya pendukung lainnya. Kalau di instansi jasa seperti asuransi dan perbankan tentunya sumber daya yang dominan adalah SDM, keuangan, dan sumber daya pendukung seperti teknologi informasi (IT).
Apa tugas pimpinan sehari-hari? Sesuai dengan definisi yang saya tawarkan di atas, seorang pimpinan itu mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
eorang pimpinan dituntut visioner, artinya memiliki pandangan ke depan. Dia harus tahu apa saja kendala yang mungkin terjadi untuk setiap alternatif keputusan yang akan diambilnya. Sedapat mungkin yang namanya kendala itu bisa dihindarkan jauh hari, sehingga tidak sempat mengganggu proses bisnis. Jika seorang pimpinan tidak visioner, tak ubahnya sama saja dengan melakukan pekerjaan klerikal. Disinilah dituntut kemampuan perencanaan (planning) agar proses bisnis yang dijalankannya makin hari makin bertambah baik tingkat kompetensinya.
Pimpinan juga mesti kreatif dan inovatif, penuh dengan ide-ide dan terobosan baru agar suasana kerja di dalam divisinya bergairah – tidak membosankan, sehingga tidak terjadi idle capacity atau ‘pengangguran terselubung’ di jajaran SDM yang berada di bawahnya.
Dunia senantiasa berubah. Orang bijak mengatakan, “Tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri.” Maka seorang pimpinan yang pro status quo atau yang hanya bermain di zona nyaman (comfort zone) bukanlah tipe pimpinan yang ideal. Tidak akan dinamis organisasi tersebut jika pimpinan tak 'dipersenjatai' dgn hal ini.
Namun apakah yg terjadi pada pimpinan-pimpinan kita disini? masih banyak yg terkungkung dengan kepentingan pribadi dalam menjalankan visi bersama. Dan banyak yg ingin memimpin tapi sebenarnya kapasitasnya jauh dari itu. "Want to be something but do nothing". Akibatnya proses pembangunan berjalan lamban dan malahan banyak yang salah arah (misleading).
Then, ngomongin tentang Kepemimpinan sendiri. How?
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.(*dalam wikipedia Indonesia)
Nah, bagaimana ciri-ciri pemimpin itu?
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Bagaimana memimpin yang efektif?
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru, apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya,lho y?). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
And then so...Siapakah Anda? Pemimpin atau Pimpinan??
Smoga ulasan diatas dapat meningkatkan pemahaman qt...
Wallahu a'lam bisshawwabb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar