Kamis, 28 Juni 2012

Lovely Breakfast!! << (*Kali ini bukan cerpen! :D)

Ahhaayyy...
Icha lagi semangat belajar masaaakkk...
Hehehehe, kembali ke fitrah sebagai 'calon istri', citcuiiittt...


Actually, klo aq ga bisa masak itu, pihak yang paling bertanggung jawab harusnya orang rumah tuhh!
Why?? Because of dapur rumah Icha yang sempit, jadinya Kanjeng Mami (*panggilan untuk ibu tersayang,hehehe...:p) selalu ga kasih ijin buat bantuin masak, klo uda ada Kanjeng Mami sama 'embak' di dapur pasti diusir2...


"Udah, sono-sono..ntar kecipratan minyak!"
"Awass, kesenggol kompor!"
dsb...


Hufft,, :(
Trus, mw sampe kapan??
Emangnya ntar aq mw terus2an hidup bergantung sm mreka apa?


Uda lama sie pengen belajar masak, karena sadar diri, ga mungkin lama2 bergantung sm orang rumah atau orang asrama yg selalu nyediain makan. (*Inget umur,euyy! :D)
Emang anak-suami nanti mau dikasih makan apa?
Mau apa ntar lbh dket sm 'bibi'nya daripada bundanya sendiri, gara2 bundanya ga busa masak??
Ihh, No Way!!


Niat sie uda ada, tp actionnya nie,kagak jalan-jalan... Abis sok sibuk sie...:p
Then, berawal dari resignnya mb' yuyun (*khadimat-nya asrama), akhirnya mw ga mw, aq blajar masak dee...
dari bantuin mb' elen (FKH 07) yg uda duluan jago masak, smp akhirnya praktik sendiri!!
Yaiyy!!


Bukan masakan Jepang atau Perancis sie...(*hehehe, klo itu mah rencana jangka panjang,:p)
Tapi masakan ASELI indo yang uda famous banget d luar negeri!
Yappzz! Nasi Goreng!!
*plok..plok..plokk....*


Sebenernya ga susah sie, gampang bgt malah....
aslinya sie uda pernah bikin ini d rumah, pas kagak ada orang gtu, (klo ada orang uda pasti ga boleh masak, takut keracunan semua...)
Tapi karna uda lama beuudd kgak bikin lagi, takut lupa caranya bikin makanan yang enak! :p


Ywd, de..knp jd curhat sepanjang ini??
Here we goo... Ini dia menu breakfast sehat dan (insyaAllah) enakk...:D


0o0
*NASI GORENG SELIMUT ala VEGAN*
(Special 2 porsi)

Bahan :
  • nasi putih 2 piring (piringnya ga usah gedhe2, sist..ntar mati kekenyangan lohh...:D)
  • minyak goreng / margarine secukupnya (2 sdm aja cukup)
  • cabe merah 2 buah, haluskan
  • bawang putih 2 siung, haluskan
  • bawang merah 3 siung, haluskan
  • gula secukupnya, haluskan
  • garam secukupnya, haluskan
  • kecap sesuai selera
  • saos atau cabe rawit
Topping :
  • Jagung manis 1 buah (dipipil)
  • Buncis 3 buah, potong-potong 1 cm
  • wortel 1 buah ukuran sedang, potong dadu
  • jamur tiram, potong dadu
Selimut :
  • Telur 2 buah, kocok lepas
Acar buah :
  • Nanas 3 potong (separuh buah utuhnya), buang batang tengahnya, potong dadu
  • Mentimun 1 buah ukuran sedang, potong panjang-panjang
  • Bengkuang 1 buah, potong dadu
  • 2 sdm gula 
  • 1 sdm cuka
  • 7 buah cabe rawit
  • air 300 cc, panaskan


Cara membuat :
  1. panaskan teflon dengan margarine 1 sdm
  2. masukkan telur yang sudah dikocok, ratakan ke seluruh permukaan teflon hingga tipis
  3. tidak perlu dibalik (karena tipis, cepat matang), jika sudah berwarna keemasan, angkat dan tiriskan
  4. lakukan dua kali, sehingga jadi 2 lembar selimut
  5. panaskan penggorangan dengan sedikit minyak atau margarine
  6. masukkan bumbu-bumbu yang dihaluskan, aduk sampai harum
  7. masukkan jagung manis, buncis, wortel, dan jamur tiram ke dalam penggorengan
  8. jangan terlalu lama, masukkan nasi putih, aduk bersamaan
  9. tambahkan kecap dan saos atau cabe rawit yang sudah dihaluskan sesuai selera
  10. letakkan nasi goreng diatas lembaran selimut telur, tata dengan baik
  11. gulung nasi goreng dengan selimut yang sudah jadi, rapikan
  12. Untuk membuat acar, didihkan air bersama gula, dan cuka
  13. masukkan kesemua bahan, dan biarkan meresap
  14. Tata nasi goreng selimut dan hiasi dengan sosis dan acar buah
0o0


Whaddaaa... Jadi dehh...
Biar sarapan sehat qt lengkap, tambahin tuh segelas susu low-fat atau orange-juice
Mestinya dihitung juga sie nilai gizinya, biar bantu tmn2 yg pgn diet sehat juga...
Emm, tapii...kapan2 deh yaa, ini aja buru2..mw ktemu sm orang 'istimewa'...:p

(PS: berhubung ga sempet difoto, setelah masak...jadi aq kasih foto 'palsu'nya yaa...^^V)

Ok, selamat mencoba!! *\^,^/*

Kamis, 07 Juni 2012

UNIQUE

"Kak, liat Kak Riana ga?" seorang yunior di kampus Alyssa mencegatnya di kantin.

"Nggak. Kenapa?"

"Nggak papa sih, cuma ada perlu aja..kn biasanya kalian msti barengan..."

Alyssa mengerutkan kening. "Oh ya?" dan mengumbar sekilas senyum sebelum berlalu.

Itu yang pertama!
Selanjutnya,

"Riana!" seseorang memanggil sambil setengah berlari kearah Alyssa. Alyssa tolah-toleh kanan-kiri. Mana Riana? Perasaan dia ga lagi sama aku...pikirnya.

"Eh, sorry...aq kira  kamu Riana, abis dandanan kalian mirip sie. Bajunya juga. Niru2 Riana ya?" seloroh anak itu, yang kemudian ngeloyor pergi, meninggalkan Alyssa bengong sendirian.

What??!!
Alyssa langsung lari ke kamar mandi. Mematut-matut diri di depan kaca. Iya, sie...hari ini dia 'agak' mirip dengan Riana. Setidaknya kombinasi warna baju yang mereka pakai sama. Bawahan Jeans biru, atasan kemeja putih. Dan itu berlangsung hingga seminggu berikutnya. Mereka pakai baju yang 'sama'!

Awalnya Alyssa tak memusingkan itu. Dia fine saja, kalau ada yang salah memanggilnya Riana. Dia juga biasa saja saat ada yang bilang mereka mirip. Meski kenyataannya jauuhh... Emangnya dia punya keturunan Tionghoa seperti Riana?? Mata, hidung, kulit. Ahh, bener2 pada rabun itu orang2!

Riana cuma bilang, "Mungkin karena qt selalu kliatan barengan aja ya, Al? jadi mereka suka ketuker2..." sambil ketawa renyah. Nah, ketawanya aja juga beda. Mana bisa Alyssa ketawa se'anggun' itu. Ngakak ya ngakak aja...
Selain physically, Alyssa juga tak merasa mirip intelejensinya dengan Riana. Ngomong bahasa inggris aja masih kagok, mau disamain sama Riana yang jago debate. Hahaa, Alyssa menertawakan dirinya sendiri.

Selama ini Alyssa tak pernah merasa menjadi nomor 2. Mereka beda, kok... Bukan twin. They're totally different. Tapi Alyssa baru merasakan nggak enak bgt jadi nomor 2.

Eh, kok bisa??

Seringkali Alyssa mendapat 'titipan' dari dosen-dosen yang berkepentingan dengan Riana. Alasannya, Riana sulit dihubungi dan lebih baik menitipkan pesannya pada orang terdekat Riana. Sampai akhirnya suatu hari HP Alyssa penuh dengan SMS...
"Kak, pesen dong sama Kak Riana nanti jangan lupa rapat di senat"
"Kak, bilang sm kak Riana, sekarang tak tunggu di depan kelas, mau minta tanda tangan"
"Kak, bla..bla..bla..."

Hassshhhh!! Cukup!
Emangnya gue asisten dia apa?? Mentang-mentang gue ga pernah unggul daripada Riana. Mentang-mentang dia selalu duduk di samping gue (itu juga karena dia yang pesen). Mentang-mentang kami sering pake baju 'kembar'. Mentang-mentang gue selalu mau diajakin kemana-mana buat nemenin dia. Tapi gue bukan Riana. So, please...Jangan panggil gue Riana. Gue bukan Riana versi 2. Gue bukan buntutnya. Gue Alyssa. Dan gue punya hidup sendiri!!


Dan sejak itu, Alyssa memilih untuk menyingkirkan dirinya dari sisi Riana. Sahabat yang sudah menemaninya dari semester awal di kampus ini.
Semata-mata hanya untuk sebuah 'eksistensi'.

Alyssa ga tahan untuk menceritakan tentang 'perpisahannya' dengan Riana pada Radit, laki-laki yang paling setia menemani Alyssa sekalipun hanya untuk mendengar omelannya dalam setahun terakhir.

"Kamu ga ngerasa berlebihan, dek? Ntar kamu kangen lho.." tanya Radit hati-hati, karna paham bener karakter meluap-luap lawan bicaranya itu.

"Nggak lah... Ini adalah bentuk akumulasi Kak, sebenernya uda lama aku ngerasa ga cocok dengan karakternya. Dominan. Maunya kemana-mana diikutin. Kata-katanya dturutin. Iya sie, aq ga sepinter dia diplomasinya. Tapi.."

Radit memotong.
"Hssshhh...udah, udah...kok jadinya kamu jelek2in diri sendiri gitu sie? Ga bagus lho, semacam nyalahin apa yang uda Tuhan kasih sama kamu. Ga bersyukur."

Dan itu ckup berhasil mengatupkan bibir Alyssa, meskipun sekarang jadi lebih maju beberapa senti karena manyunnya. Alyssa masih membela diri, kalau bukan salahnya kalau dia menjauh dari Riana. Biar sadar! katanya.

Alyssa cukup puas dengan hidupnya saat ini. Tanpa bayangan Riana lagi. Dia merasa lebih ringan, seringan jawabannya ketika ada yang nanya, "Al, kalian jadi jarang keliatan bareng akhir-akhir ini? berantem ya?"

"Nggak ada apa-apa kok. Kan dari dulu kami sudah punya hidup masing-masing" dengan penekanan pada kalimat kedua.

Alyssa merasa nyaman dengan Radit. Bukan karena Radit itu laki-laki dan Riana perempuan. Tapi Radit itu nggak dominan. Sifat yang Alyssa klaim ga bakal bisa ilang dari diri Riana. Radit itu dewasa, calm, pinter tapi ga neko-neko, mau jadi pendengar bukan pengatur forum kayak Riana. Setidaknya Radit nggak pernah memperlakukan Alyssa seperti ajudan di bawahnya, tapi partner yang setara!

"Kak, kalo kakak dihadapkan pada 2 pilihan barang dengan nilai yang sama, tapi feature yang beda, yang satu lebih banyak featurenya daripada yang lain, kakak pilih yang mana?" tanya Alyssa pada Radit suatu hari..

"Emang ada ya? Hmm, secara manusiawi, yaa milih yang banyak  feature-nya lah..." Radit terkekeh.

Unpredictable. Mendengar itu, Alyssa langsung nangis sekenceng-kencengnya.
"Huaa...berarti kakak lebih milih Riana dong, daripada akuu...??"

"Eh, eh..ini tentang apa sih? Kok jadi Riana dan kamu??" Radit salah tingkah.

Bukannya menjelaskan, Alyssa malah makin menangis sejadi-jadinya. Menangisi nasibnya yang menurutnya ga sebaik Riana. Menyalahkan Riana yang selalu membayangi hidupnya, sehingga hidupnya tak lagi bersinar karena Riana lbh shiny daripada dirinya. Merutuki orang-orang yang menomorduakannya daripada Riana. Dan lain sebagainya...

Radit menarik napas panjang...

"Untuk saat ini kamu benar-benar keliru, Al... Jangan menghakimi diri sendiri karena tak memiliki apa yang orang lain punya. Siapa bilang kamu ga lebih baik daripada Riana. Ok, kalau menurutmu physically Riana lebih semuanya dari kamu. Tapi menurutku, dia ga lebih usefull daripada dia. Setidaknya buatku. Kamu mungkin punya lebih banyak waktu daripada Riana, tapi dengan itu pula kamu luangkan waktu untuk menjadi pendengar yang baik buat semua orang yang membutuhkanmu. You're special. Kamu baik. And it's enough for me to love you..."

Radit melanjutkan,"Mestinya iri itu jadikan sebagai motivasi, tapi jangan sampai terobsesi. Karena setiap manusia itu diciptakan unik dengan karakter dan kelebihan masing-masing, bahkan kembar pun ga ada yang identik. Itu yang kakak pelajari dari kamu. Selalu berpikir positif. And it's only one of reasons, why do I love you so much. So, please...kembali lah menjadi Alyssa yang selalu memberiku recharge. Ok?"

Kali ini Alyssa masih terisak. Tapi bahagia. Setidaknya, dicintai orang lain itu membuatnya merasa berguna.

Selasa, 05 Juni 2012

Semua 'kan Indah pada Waktunya

>> 6 Oktober 2011

"Qobiltu nikahaha..."
Suara Mas Raga memecah hening seisi aula yang dijadikan tempat resepsi sekaligus akad nikah ini. Tegas dan pasti.



Tes...Tes...
Kinan menghapus airmata yang mulai menganak sungai di pipinya. Ini pernikahan pertama yang begitu mengharukan baginya. Sayang, bukan dia pelaku utama dalam adegan sakral itu.

Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri agar tak menangis di tempat ini. Bahkan kemarin dengan senyum lebar dia meyakinkan Kak Rosita agar 'jabatan' koordinator dokumentasi dalam kepanitiaan pernikahan itu diberikan padanya. Kalau begini caranya, kamera DSLR punya Kak Ros bisa basah nie...

0o0

"Maaf Kin, Mas belum bisa dalam waktu dekat ini..."

Cuma itu yang terucap dari bibir laki-laki yang sudah dipilihnya itu. Saat itu Kinan merasa fine-fine saja mendengarnya. Toh, ia masih punya segudang impian yang ingin ia wujudkan sebelum menikah. Tapi, 6 bulan ini? Progress apa yang sudah mereka berdua capai?

Kinan ingat cerita Kak Ros yang hampir 'mirip' dengannya.

"Dulu, Mas Raga juga seperti itu. Jujur, Kakak juga tersiksa, 'digantung' dengan kondisi 'nggak normal' macam ini. Tapi, jujur juga...Kakak sudah terlanjur menyerahkan hati kakak. Akhirnya ada momentum yang membuat Mas Raga harus segera 'bertindak'. Waktu kakak 'ditawari' taaruf dengan abang temen kakak. Waktu Mas Raga denger itu, Mas Raga langsung pulang ke Indonesia untuk melamar kakak, hehehe... Emang harus sie, biar kelihatan seberapa niat dia mau meminta kakak sama orang tua kakak"


Kinan hanya senyum sekilas. Tapi hatinya berdenyut aneh. Nyeri lagi. Rasanya ia tak bisa 'menuntut' Mas Fikri-nya berbuat seperti apa yang Mas Raga lakukan. Meski sebenarnya Kinan sudah mengalami seperti yang Kak Rosita rasakan dulu.

6 bulan terakhir, sudah 3 laki-laki datang padanya untuk menyatakn keinginannya agar Kinan mau menjad pendamping hidupnya. Tapi Kinan selalu menolak.

"Apa sudah ada orang yang 'mengikatmu',Kin?" pertanyaan hampir seragam selalu terlontar dari ketiga laki-laki itu.

Kinan menghela napas. "Hmm, masih banyak tanggungan. Belum mikir untuk nikah."
Baru kali ini, hanya hatinya yang tidak setuju lisannya berbohong. Pikiran dan lisan sudah kompak rasanya menyampaikan 'alibi' itu. Padahal...

Ahh, lagi-lagi pertanyaan itu muncul lagi di kepala Kinan.
"Kenapa Mas Fikri harus datang sekarang??"

0o0

Sebuah pesan singkat diterima Kinan sehari setelah acara resepsi pernikahan Kak Rosita dengan Mas raga dihelat.

"Hei, aku sudah buka kado darimu. Makasih ya,sayang...Mas Raga suka, malah request biar aku pakai gamis dari kamu pas lebaran nanti... Oh iya, kami berdua doain kamu sama mas Fikri deh, biar dimudahkan...:)"

Kinan tersenyum pias, lalu mulai mengetikkan balasan untuk Kak Ros.
"Sama-sama ya Kak...Pernikahan kakak kemarin bikin aku termotivasi dehh...Tapi bukan untuk terburu-buru. Melainkan lebih menyiapkan diri untuk menghadapi fase baru nanti..."


Kinan meng-underlined kata-katanya sendiri. Nanti. Entah kapan.

Balasan lagi datang...
"Iya, dek...Sabar dan terus ikhtiar yaa...Semua akan indah pada waktunya"

Butuh beberapa menit untuk Kinan memformulasikan perasaannya dan kata-kata yang tepat untuk mewakilkannya.

"Ya, Kak... I still believe it"


0o0

Eternal Flame, and everything was start here...

>> 6 Oktober 2010

Kinanti masih tidak percaya dengan apa yang dibacanya. Dilepasnya kacamata minus setengah miliknya. Setelah beberapa kali ia mengucek matanya yang sama sekali tak gatal, ia pasang kembali alat bantu lihat-nya itu. Masih sama. Kinan tidak salah lihat!
Ingin sekali ngomong sebenarnya. But how??
OK. Saya tunggu, Kalo beneran mau cerita 
OK. saya akan katakan saja. Dgn sgala konsekwensinya. I'm not sure. Ga yakin. It feels weird. A little bit 
What 'it' about? 
I think I started to feel that we are more than just friend, Al. All the jokes, all the conversations empowering each other. It's all feels different to me. Sorry to say. Mudah-mudahan kamu mengerti maksud perkataan saya. You are 'special' (*sambil nutup muka pake bantal). Sorry, Sorry, I'm so sorry...

Mendadak jantung Kinan berdegup tak karuan. Yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sudah tak terdefinisikan lagi ritmenya.
Jujur, saya pusing.
Ya. Saya ngerti. Saya juga. Walaupun ada perasaan 'lega' juga setelah mengatakannya. 
 Ga ngerti juga mesti gimana.
May I ask you a question? Only simple question. I promised. 
Mampus! Ini dia. Kinan ga sanggup menjawab apapun kalo benar orang ini menanyakan perasaannya.
 Nope. No, untill I'm ready. *Serius. Gemetar tangan saya ngetiknya
Sial! kenapa mesti sejujur ini! Kinan mengutuk tulisannya sendiri. Sayang di chat ini tidak ada option 'cancel'!
Ok. Very, very simple.
Kinan menarik napas dalam-dalam. Semoga bukan 'jawaban' yang orang ini tanyakan.
Ok. What is it?
May I, Kinan? a very simple question. I just wanna ask you. Do you feel the same,Kin? 
Reflek Kinan melipat notebooknya. Napasnya masih memburu mengiringi jantungnya yang kian panik. Dunia rasanya berputar lambat baginya. Halloo, ini mimpi kan? Kuharap cepatlah pagi!

Butuh waktu hampir setengah jam untuk meredam degup jantungnya. Ia buka lagi notebook yang ter-sleep  karena tingkah groginya.
Ragu, ia mengaktifkan lagi akun facebooknya. Ekor matanya melirik chat-room yang belakangan secara tak sadar selalu ia tunggu ke'aktif'annya. Humm, offline.

Kinan memutuskan untuk segera mengakhiri malamnya. Shut down. Ia sidah berbaring dengan muka tertutup selimut tebal itu, seolah malu kalau cicak mengetahui wajah merahnya.

Kemudian ia memastikan, malam ini Kinan bakalan susah tidur!