Jikalau harimu mendung hari ini,
itu bukan karena matahari enggan menyinari,
Hanya saja ada awan hitam yg menutupi cahyanya,
Sibak, sibakkan awan itu...
biarkan sinarnya menembus relung jiwamu,
mencairkan hati yg beku,
memberi secercah semangat baru...
Analog dgn hal itu,
ketika hati terasa sepi,
bukan, bukan Allah yg meninggalkanmu pergi,
tapi hanya jiwa kita yg menarik diri,
dari rengkuhanNya...kasih Yang Hakiki...
Sabtu, 31 Desember 2011
Jumat, 30 Desember 2011
Kinan's Diary: "Keputusan Kinan"
Kinan masih saja memegang handphone-nya. Sesekali membuang nafas, seolah ingin menghapuskan awan hitam yg bergelayut di kepalanya.
"Kinanti, Juli 2012 km wisuda kah? Humm, Ok.. klo bgitu september 2012 tunggu kejutan dariku. With love. Adrian."
Tangannya memencet tombol di ponselnya. Pilihan, hapus. Lalu ditinggalkannya benda itu di meja.
Sebenarnya itu bukan kejutan, menurutnya. Dia bahkan mungkin bisa menebak apa yg akan terjadi september 2012, menurut rencana Adrian, mantan pacar-nya itu. Datang ke rumah, bawa orang tua, membicarakan pinangannya pada Kinan. Hufft, Kinan sudah hampir muak membayangkan itu.
"Kenapa dgn Adrian? bukankah dia orang yg sangat setia menunggumu hampir 7 tahun lamanya, setelah secara sepihak kamu putusin dia tanpa alasan yg jelas? Kurang apalagi,Kin?"
Kinan bahkan sudah malas menjawab pertanyaan2 serupa yg diserangkan padanya bertubi-tubi. Dari teman2 lamanya yg...yahh, tentu saja ada di pihak Adrian.
Setia, katanya? Hahh, jangan membuatku tertawa. Itu mnurut kalian, cobalah buka mata kalian, apakah kesetiaan itu ditunjukkan dengan dia berpacaran dengan 2 wanita lain setelah putusnya mereka?, batin Kinan.
Mereka bukannya tidak tahu. Bahkan mreka mengenal perempuan2 yg singgah di hidup Adrian itu. Tapi menurut mereka, mereka tidak lebih baik daripada Kinan untuk mendampingi Adrian. Seperti halnya yg Adrian katakan padanya semester lalu. Hahh?! Siapa yg gila sih ini sebenarnya??
"Kak, aq di-add mas Danu Setia Hardana. Temen deket kakak kah? Humm, capek e aq bales chat-chatnya dia, yg mski diawali dgn 'Assalamu'alaikum, apa kabar?' ending2nya mesti,'salam ya, buat kak Kinan'..."lagi-lagi Ovy, adik kesayangannya mengiriminya sms berisi protes.
Haha, dia itu protes karena capek 'meladeni' tmn laki2 kakaknya, atau protes karena bukan dia yg diperhatikan? Entahlah...
Danu, apa yg kurang dr dia. Teman seperjuangannya dulu di Osis SMA. yang sebenarnya tak terlalu dekat dengan Kinan. Entah kenapa akhir2 ini menunjukkan gelagat aneh di mata Kinan.
"Keluargaku baru aja dr Jogja. Mama nitipin oleh2 buat kamu" katanya waktu main ke kampus Kinan, 'hanya' untuk mengantarkan oleh2 'dari mamanya'. Ehmm, klo saja Kinan mengenal siapa mama Danu, mungkin takkan jadi masalah, tp namanya saja Kinan ga pernah dengar, lah kok tiba-tiba beliin oleh2??
"Kin, hukumnya ninggalin shalat jumat pas di perjalanan itu gmn ya?" dan serentetan pertanyaan berbau Islam, selalu menjadi awal pembicaraan panjang Kinan dengan Danu. Akhir-akhir ini saja. Dulunya Danu bahkan jarang menyapa Kinan, meski mereka sering bertatap muka saat rapat Osis.
Kinan, dan beberapa teman dekat Danu melihat itu sbuah perubahan positif. Tapi Kinan jadi merasa aneh, ketika Danu mulai menceritakan masalah2 'private' kepadanya. Tentang Dilla dan mengapa mereka putus. Ahh, tolonglah..sebenarnya Kinan tak mau tahu. Tapi, 'atas nama persahabatan' Kinan mau juga jadi pendengar setianya.
Kinan iseng membuka2 inbox emailnya. Bukan mau nostalgia, tapi entah kenapa, hatinya tergelitik untuk membaca2 kembali beberapa 'surat cinta' yg terkirim untuknya. Semuanya dari satu alamat...Dzikri_dzikrullah@yahoo.com
dan dia mulai memutar memori, bagaimana perasaannya dulu menerima email2 indah dari orang yang dikaguminya. Seorang muslim yg baik, tampan, dan juga cerdas. Tapi, perasaan itu berubah menjadi kesal luar biasa, ketika secara tak sengaja dia mendengar dari percakapan teman2nya, bahwa mereka pun mendapat perlakuan yg sama dr laki-laki itu.
Kinan marah. Tapi ia bisa mengatasi marahnya. Dengan tangan bergetar, ia mengirim sms pada laki-laki itu "Assalamu'alaikum. Maaf, kak...Kinan hanya ingin klarifikasi. Apa maksud kakak mengirimi Kinan file-file pernikahan, rencana-rencana hidup kakak, memperkenalkan profil keluarga kakak pada Kinan? Kinan nggak ngerti. Bener2 nggak ngerti"
Tak lama benda itu berdering. Balasan dari laki-laki itu,"hehehe, maaf ya dik Kinan, kakak hanya ingin sharing aja kok..tentang rencana2 kakak dan juga cerita tentang pengalaman2 kakak 'berproses' dengan beberapa orang dan gagal...yahh, supaya dik Kinan bisa mnegambil hikmahnya saja."
"Jadi, tidak ada 'tujuan khusus'?? Lantas, kenapa kakak menceritakan ttg keluarga kakak, dan kata kakak sudah menceritakan ttg saya ke ibu kakak? maksudnya apa?" Kinan menahan napas saat pesan itu terkirim. sedikit merasa menyesal, takut ia dianggap GR, egonya menentang hal itu, tapi rasa ingin tahu itu sudah membuncah. Sebenarnya apa niatan laki-laki itu?
Ponsel Kinan berdering lagi, agak deg2an ia membukanya. Ada satu sisi hatinya berharap jawaban itu akan membuatnya berbunga2 setelah membacanya. Tapi di sisi lain, ia takut akan kecewa.
dan sisi lain itulah yg benar. "Hahaha, maaf sekali lagi lho dik Kinan, kalau apa yg saya kirim selama ini sudah membuat adik sangat berharap pada saya. Sungguh, saya tidak memiliki niat apapun. Bukan, bukan maksud saya mengatakan dik Kinan tidak cocok dengan saya. Tapi, entahlah..banyak pertimbangan yg harus dipikirkan sebelum saya mengambil langkah sejauh itu"
Aarrrgghhh...kalau saja Kinan tidak ingat ponsel satu-satunya itu amanah dari orangtuanya, sudah ia banting benda itu. Dia malu. Muak. Kesal dengan dirinya sendiri. God! Jadi selama ini dia hanya 'salah paham'?? Lantas bagaimana dengan gadis2 yg lain itu?? sakit hati juga kah mereka diperlakukan seperti ini? Membayangkannya saja sidah ngeri, jika ada yg sudah terlanjur menyerahkan hatinya pada laki-laki labil itu. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, Kinan menangis karena laki2. Dia sudah salah jatuh hati.
"hei, apa kabar? sudah lama tak berjumpa? Gimana dengan skripsimu,Kin? Aq berharap suatu saat kita bisa bertemu lagi ya, dgn keadaan yg sangat baik"
lagi-lagi sms dr Dio. Teman masa kecilnya. Rumah mereka tak jauh sebenarnya. Tapi Dio tipe anak laki-laki yg manis dan sangat pemalu. Jangan harap dia mau main k rumah Kinan. Belakangan dia tahu, itu karena Dio menaruh hati padanya.
Dia baik. Sopan. Polos. Belum pernah pacaran. Orang tua mereka saling mengenal. Tapi, jangan pikir itu sudah cukup bagi Kinan untuk menyukainya. Dia memang teman yg baik. tapi tidak untuk lebih dari itu. Dia kekanakan. dan itu sudah cukup membuat Kinan lelah membayangkan bagaimana harus mengarungi hidup dengan orang yang kedewasaannya di bawah level Kinan. Selebihnya, seperti perempuan yg lain yg memiliki kualifikasi untuk calon imam yang akan membimbing hidupnya, Dio masih jauh dr yg Kinan harapkan.
Sepertinya itu lebih dari cukup, alasan Kinan untuk tidak membalas sms2 sapaan hangat dari Dio.
Juni, 2012
"Ayah,,Kinan ingin bicara" suaranya agak bergetar ketika memulai kalimat itu.
Ovy menghentikan makannya. Ibunya yg sedari tadi memang tak melakukan apa2 memandangi putri sulungnya itu dengan tatapan meyakinkan. Sang ayah membetulkan posisi duduknya.
"Ada apa to? kok kayaknya serius,hm..?"Ayahnya mulai memutar seluruh badannya, tanda menanggapi niat putrinya yg seolah berat mengatakan niatnya.
"Kinan pengen nikah." jawabnya pendek. Sebenarnya itu karena dia tak mampu menahan gemuruh dadanya yg kian kencang saat harus benar2 berhadapan dengan laki-laki nomor satu dalam hidupnya sekarang ini.
Ovy menjatuhkan sendoknya, ga percaya dgn omongan kakaknya barusan.
"hahahaha, yo bagus lah...ayah kira kamu nggak pengen nikah."seloroh ayahnya tak serius.
Kinan mengerutkan keningnya,"Ayaaahh..." Kinan merajuk, menunjukkan watak aslinya.
"Kapan?"tanya ayahnya, serius kembali.
"Bulan depan. Setelah wisuda. Itu juga kalau Ayah mengijinkan." Kinan melanjutkan kalimatnya, terbata. Ovy ikut menahan napas. Sementara ibunya yg memang sudah mengetahui rencana ini, hanya diam saja. Sama-sama menunggu reaksi kepala rumah tangga mereka.
"Kamu yakin?" Kali ini ayah Kinan membetulkan kacamatanya.
Sembari mengambil napas panjang, Kinan berucap basmallah dalam hatinya. "Insya Allah"
Ayah Kinan hampir beranjak bangun dari duduknya, sebelum beliau mengatakan,"Suruh 'dia' datang menghadap ayah", dan langkah beliau pun diikuti tatapan tak mengerti ketiga wanita permata hatinya itu.
"Sudah siapkah kamu, Kinanti Astaria Putri?? Siapkah kamu menjalani hidupmu tak lagi sendiri? Siapkah kamu menanggung beban dua kali lebih besar daripada bebanmu sendiri? Siapkah kamu untuk diterima atau tidak diterima oleh keluarga yang akan menjadi keluarga barumu? Siapkah kamu untuk menomrsatukan laki-laki yang baru saja kamu kenal, dibandingkan ayah? Siapkah kamu menerima kenyataan jika ayah tidak menyetujui niatmu??" Segudang pertanyaan memenuhi rongga kepala Kinan, mendengung...menggema berulang2, membuat kepalanya kian berat. Tapi ucapan laki-laki itu sangat dalam buatnya, meski dilafalkan dengan sangat sederhana.
"Mungkin harus seperti ini Allah mempertemukan kita. Dengan cara yang sama sekali tak kita duga. Di tempat yang tak pernah kita rencanakan. Maaf, jika saya memiliki ketertarikan pada adik. Tapi, tolong jangan ragukan niat baik saya untuk menyempurnakan separuh dien bersama dik Kinan"
"Sama siapa kak?"tanya Ovy, penasaran.
"Lihat saja besok" jawab kinan pendek.
"Yahh..kq gtu sih?? Namanya siapa?" Ovy mendekatkan kepalanya ke kakaknya yg tidur bersebelahan dengannya.
"Yg jelas belum terlintas di kepalamu" Kinan berbalik, membelakangi adiknya. Ovy mendengus kesal. Memangnya siapa? Apakah orang yg belum pernah Kinan ceritakan padanya? Masa sih? Karena menurutnya, Kinan adalah orang yang paling tidak bisa merahasiakan sesuatu pada adik semata wayangnya itu. Siapa? Kak Adrian, Kak Dio, Kak Dzikri, Kak Danu? Siapa lagi??
"cakepan mana sama kak adrian, kak?" tuntutnya. Karena baginya, dari sekian banyak laki-laki yg perah ia dengar namanya dan ia tahu orangnya, cuma Adrian-lah yg paling mengesankan. Ahahaha,siapa yg ga mau punya kakak ipar blasteran luar negeri begitu. Pasti membanggakan sekali kalo itu beneran kak Adrian-nya.
"Dasar abege, jangan liat dr fisiknya aja dong!" Kinan berbalik kembali menghadap adiknya.
"Meski nanti abangmu ga secakep Adrian, tp dia ga kalah baik kok, InsyaAllah...lagian, kamu seneng kan liat kakak seneng?" Kinan menatap mata adik kecilnya itu.
"Hmm, tp liat2 dulu yaa, klo jelek banget mah jangan..."rajuk si kecil Ovy. Bagaimana pun, meski uumur Ovy sudah menginjak 15 tahun, bagi Kinan, dia tetap adik kecil kesayangannya.
Tangan Kinan terjulur untuk menarik hidung adiknya dengan rasa sayang. "Auw! kebiasaan ah, ini kakak! sakit tau!" protesnya. Dan Kinan tak menggubrisnya, malah menarik selimut dan menutupi mukanya.
Ovy melirik kakaknya yg tak kelihatan lagi mukanya, sambil menerawang sedih. Mungkin sebentar lagi dia akan tidur sendiri, tanpa kakak satu2nya yg dia miliki itu.
Kinan keluar dari dapur untuk menyuguhkan 3 cangkir teh yg dibuatnya untuk kedua orangtuanya dan satu tamu 'istimewa' dirumahnya itu. Berkali-kali ia berhenti melangkah, hanya untuk mengambil napas dalam, demi menenangkan pikirannya yg berkecamuk dan juga membetulkan posisi tangannya sehingga gemerutuk cangkir yg dipegang diatas nampannya tak terdengar, menandakan gemetarnya kedua tangan Kinan.
Kinan segera undur diri, setelah meletakkan cangkir2 itu diatas meja. tak sedikitpun ia melirik laki-laki 'asing' yang menghadap kedua orang tuanya itu. Hanya saja sekilas ia melihat senyum kecil di bibir ibunya, dan itu sudah cukup membuat hatinya tenang.
"Kak, kak...kenapa sih kakak memilih abang itu? bukankah ada banyak pilihan untuk kakak?"sekali lagi Ovy memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
Kinan menarik tangan adiknya untuk duduk di teras belakang rumah mereka. jaga-jaga, supaya pembicaraan mereka tak sampai ke ruang tamu.
"Kakak memang belum lama mengenal abang itu. Tapi kakak kira tak butuh waktu yg lama untuk lebih mengenalnya. Yang jelas, Ovy...kesiapan itu tiba2 datang, tanpa bisa kita prediksikan sebelumnya. Yang jelas, dengan ijin Allah, kakak sudah mantap meilihnya..."
seolah tak puas dengan jawaban kakaknya,"Kakak ga takut salah pilih? knp bukan dengan orang yg udah lama kakak kenal? yg jelas2 bisa membahagiakan kakak, menurutku sih..."
Kinan segera menjulurkan tangannya, tapi dicegah Ovy yg hapal dengan kebiasaan kakaknya kalau mulai gemas dengan adiknya itu. "Materi memang sarana untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi kebahagiaan tak semata2 karena materi. Abang itu memang banyak kekurangan, tapi justru dengan hal itu, kakak bisa belajar untuk melengkapinya. Kalaupun ada yg sama, akan menjadi saling menguatkan..."
Ovy tak tahan lagi untuk memeluk kakaknya. Kinan salah tingkah,"hei, kamu kenapa sayang?"
"Ovy sayang kakak...Ovy percaya apa yg menjadi pilihan kakak"
Kinan melepaskan pelukan adiknya perlahan. "Ovy jagain ayah sama ibu ya?"
"InsyaAllah kak...Eh, aq ga bisa bayangin reaksinya kak Adrian pas nerima undangan dari kakak nanti, hehehe..."Ovy menjulurkan lidahnya.
"Hussy, udah ah...Yuk ke depan, liat perkembangan perjuangan abangmu melumpuhkan ayah" Kinan tertawa. Dan Ovy baru melihat senyum selebar ini pada kakaknya, setelah beberapa waktu lalu tampak tertekan dengan beberapa laki-laki yg singgah dalam hidup Kinan.
"barakallah, kakakku..." bisiknya.
"Kinanti, Juli 2012 km wisuda kah? Humm, Ok.. klo bgitu september 2012 tunggu kejutan dariku. With love. Adrian."
Tangannya memencet tombol di ponselnya. Pilihan, hapus. Lalu ditinggalkannya benda itu di meja.
Sebenarnya itu bukan kejutan, menurutnya. Dia bahkan mungkin bisa menebak apa yg akan terjadi september 2012, menurut rencana Adrian, mantan pacar-nya itu. Datang ke rumah, bawa orang tua, membicarakan pinangannya pada Kinan. Hufft, Kinan sudah hampir muak membayangkan itu.
"Kenapa dgn Adrian? bukankah dia orang yg sangat setia menunggumu hampir 7 tahun lamanya, setelah secara sepihak kamu putusin dia tanpa alasan yg jelas? Kurang apalagi,Kin?"
Kinan bahkan sudah malas menjawab pertanyaan2 serupa yg diserangkan padanya bertubi-tubi. Dari teman2 lamanya yg...yahh, tentu saja ada di pihak Adrian.
Setia, katanya? Hahh, jangan membuatku tertawa. Itu mnurut kalian, cobalah buka mata kalian, apakah kesetiaan itu ditunjukkan dengan dia berpacaran dengan 2 wanita lain setelah putusnya mereka?, batin Kinan.
Mereka bukannya tidak tahu. Bahkan mreka mengenal perempuan2 yg singgah di hidup Adrian itu. Tapi menurut mereka, mereka tidak lebih baik daripada Kinan untuk mendampingi Adrian. Seperti halnya yg Adrian katakan padanya semester lalu. Hahh?! Siapa yg gila sih ini sebenarnya??
"Kak, aq di-add mas Danu Setia Hardana. Temen deket kakak kah? Humm, capek e aq bales chat-chatnya dia, yg mski diawali dgn 'Assalamu'alaikum, apa kabar?' ending2nya mesti,'salam ya, buat kak Kinan'..."lagi-lagi Ovy, adik kesayangannya mengiriminya sms berisi protes.
Haha, dia itu protes karena capek 'meladeni' tmn laki2 kakaknya, atau protes karena bukan dia yg diperhatikan? Entahlah...
Danu, apa yg kurang dr dia. Teman seperjuangannya dulu di Osis SMA. yang sebenarnya tak terlalu dekat dengan Kinan. Entah kenapa akhir2 ini menunjukkan gelagat aneh di mata Kinan.
"Keluargaku baru aja dr Jogja. Mama nitipin oleh2 buat kamu" katanya waktu main ke kampus Kinan, 'hanya' untuk mengantarkan oleh2 'dari mamanya'. Ehmm, klo saja Kinan mengenal siapa mama Danu, mungkin takkan jadi masalah, tp namanya saja Kinan ga pernah dengar, lah kok tiba-tiba beliin oleh2??
"Kin, hukumnya ninggalin shalat jumat pas di perjalanan itu gmn ya?" dan serentetan pertanyaan berbau Islam, selalu menjadi awal pembicaraan panjang Kinan dengan Danu. Akhir-akhir ini saja. Dulunya Danu bahkan jarang menyapa Kinan, meski mereka sering bertatap muka saat rapat Osis.
Kinan, dan beberapa teman dekat Danu melihat itu sbuah perubahan positif. Tapi Kinan jadi merasa aneh, ketika Danu mulai menceritakan masalah2 'private' kepadanya. Tentang Dilla dan mengapa mereka putus. Ahh, tolonglah..sebenarnya Kinan tak mau tahu. Tapi, 'atas nama persahabatan' Kinan mau juga jadi pendengar setianya.
Kinan iseng membuka2 inbox emailnya. Bukan mau nostalgia, tapi entah kenapa, hatinya tergelitik untuk membaca2 kembali beberapa 'surat cinta' yg terkirim untuknya. Semuanya dari satu alamat...Dzikri_dzikrullah@yahoo.com
dan dia mulai memutar memori, bagaimana perasaannya dulu menerima email2 indah dari orang yang dikaguminya. Seorang muslim yg baik, tampan, dan juga cerdas. Tapi, perasaan itu berubah menjadi kesal luar biasa, ketika secara tak sengaja dia mendengar dari percakapan teman2nya, bahwa mereka pun mendapat perlakuan yg sama dr laki-laki itu.
Kinan marah. Tapi ia bisa mengatasi marahnya. Dengan tangan bergetar, ia mengirim sms pada laki-laki itu "Assalamu'alaikum. Maaf, kak...Kinan hanya ingin klarifikasi. Apa maksud kakak mengirimi Kinan file-file pernikahan, rencana-rencana hidup kakak, memperkenalkan profil keluarga kakak pada Kinan? Kinan nggak ngerti. Bener2 nggak ngerti"
Tak lama benda itu berdering. Balasan dari laki-laki itu,"hehehe, maaf ya dik Kinan, kakak hanya ingin sharing aja kok..tentang rencana2 kakak dan juga cerita tentang pengalaman2 kakak 'berproses' dengan beberapa orang dan gagal...yahh, supaya dik Kinan bisa mnegambil hikmahnya saja."
"Jadi, tidak ada 'tujuan khusus'?? Lantas, kenapa kakak menceritakan ttg keluarga kakak, dan kata kakak sudah menceritakan ttg saya ke ibu kakak? maksudnya apa?" Kinan menahan napas saat pesan itu terkirim. sedikit merasa menyesal, takut ia dianggap GR, egonya menentang hal itu, tapi rasa ingin tahu itu sudah membuncah. Sebenarnya apa niatan laki-laki itu?
Ponsel Kinan berdering lagi, agak deg2an ia membukanya. Ada satu sisi hatinya berharap jawaban itu akan membuatnya berbunga2 setelah membacanya. Tapi di sisi lain, ia takut akan kecewa.
dan sisi lain itulah yg benar. "Hahaha, maaf sekali lagi lho dik Kinan, kalau apa yg saya kirim selama ini sudah membuat adik sangat berharap pada saya. Sungguh, saya tidak memiliki niat apapun. Bukan, bukan maksud saya mengatakan dik Kinan tidak cocok dengan saya. Tapi, entahlah..banyak pertimbangan yg harus dipikirkan sebelum saya mengambil langkah sejauh itu"
Aarrrgghhh...kalau saja Kinan tidak ingat ponsel satu-satunya itu amanah dari orangtuanya, sudah ia banting benda itu. Dia malu. Muak. Kesal dengan dirinya sendiri. God! Jadi selama ini dia hanya 'salah paham'?? Lantas bagaimana dengan gadis2 yg lain itu?? sakit hati juga kah mereka diperlakukan seperti ini? Membayangkannya saja sidah ngeri, jika ada yg sudah terlanjur menyerahkan hatinya pada laki-laki labil itu. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, Kinan menangis karena laki2. Dia sudah salah jatuh hati.
"hei, apa kabar? sudah lama tak berjumpa? Gimana dengan skripsimu,Kin? Aq berharap suatu saat kita bisa bertemu lagi ya, dgn keadaan yg sangat baik"
lagi-lagi sms dr Dio. Teman masa kecilnya. Rumah mereka tak jauh sebenarnya. Tapi Dio tipe anak laki-laki yg manis dan sangat pemalu. Jangan harap dia mau main k rumah Kinan. Belakangan dia tahu, itu karena Dio menaruh hati padanya.
Dia baik. Sopan. Polos. Belum pernah pacaran. Orang tua mereka saling mengenal. Tapi, jangan pikir itu sudah cukup bagi Kinan untuk menyukainya. Dia memang teman yg baik. tapi tidak untuk lebih dari itu. Dia kekanakan. dan itu sudah cukup membuat Kinan lelah membayangkan bagaimana harus mengarungi hidup dengan orang yang kedewasaannya di bawah level Kinan. Selebihnya, seperti perempuan yg lain yg memiliki kualifikasi untuk calon imam yang akan membimbing hidupnya, Dio masih jauh dr yg Kinan harapkan.
Sepertinya itu lebih dari cukup, alasan Kinan untuk tidak membalas sms2 sapaan hangat dari Dio.
Juni, 2012
"Ayah,,Kinan ingin bicara" suaranya agak bergetar ketika memulai kalimat itu.
Ovy menghentikan makannya. Ibunya yg sedari tadi memang tak melakukan apa2 memandangi putri sulungnya itu dengan tatapan meyakinkan. Sang ayah membetulkan posisi duduknya.
"Ada apa to? kok kayaknya serius,hm..?"Ayahnya mulai memutar seluruh badannya, tanda menanggapi niat putrinya yg seolah berat mengatakan niatnya.
"Kinan pengen nikah." jawabnya pendek. Sebenarnya itu karena dia tak mampu menahan gemuruh dadanya yg kian kencang saat harus benar2 berhadapan dengan laki-laki nomor satu dalam hidupnya sekarang ini.
Ovy menjatuhkan sendoknya, ga percaya dgn omongan kakaknya barusan.
"hahahaha, yo bagus lah...ayah kira kamu nggak pengen nikah."seloroh ayahnya tak serius.
Kinan mengerutkan keningnya,"Ayaaahh..." Kinan merajuk, menunjukkan watak aslinya.
"Kapan?"tanya ayahnya, serius kembali.
"Bulan depan. Setelah wisuda. Itu juga kalau Ayah mengijinkan." Kinan melanjutkan kalimatnya, terbata. Ovy ikut menahan napas. Sementara ibunya yg memang sudah mengetahui rencana ini, hanya diam saja. Sama-sama menunggu reaksi kepala rumah tangga mereka.
"Kamu yakin?" Kali ini ayah Kinan membetulkan kacamatanya.
Sembari mengambil napas panjang, Kinan berucap basmallah dalam hatinya. "Insya Allah"
Ayah Kinan hampir beranjak bangun dari duduknya, sebelum beliau mengatakan,"Suruh 'dia' datang menghadap ayah", dan langkah beliau pun diikuti tatapan tak mengerti ketiga wanita permata hatinya itu.
"Sudah siapkah kamu, Kinanti Astaria Putri?? Siapkah kamu menjalani hidupmu tak lagi sendiri? Siapkah kamu menanggung beban dua kali lebih besar daripada bebanmu sendiri? Siapkah kamu untuk diterima atau tidak diterima oleh keluarga yang akan menjadi keluarga barumu? Siapkah kamu untuk menomrsatukan laki-laki yang baru saja kamu kenal, dibandingkan ayah? Siapkah kamu menerima kenyataan jika ayah tidak menyetujui niatmu??" Segudang pertanyaan memenuhi rongga kepala Kinan, mendengung...menggema berulang2, membuat kepalanya kian berat. Tapi ucapan laki-laki itu sangat dalam buatnya, meski dilafalkan dengan sangat sederhana.
"Mungkin harus seperti ini Allah mempertemukan kita. Dengan cara yang sama sekali tak kita duga. Di tempat yang tak pernah kita rencanakan. Maaf, jika saya memiliki ketertarikan pada adik. Tapi, tolong jangan ragukan niat baik saya untuk menyempurnakan separuh dien bersama dik Kinan"
"Sama siapa kak?"tanya Ovy, penasaran.
"Lihat saja besok" jawab kinan pendek.
"Yahh..kq gtu sih?? Namanya siapa?" Ovy mendekatkan kepalanya ke kakaknya yg tidur bersebelahan dengannya.
"Yg jelas belum terlintas di kepalamu" Kinan berbalik, membelakangi adiknya. Ovy mendengus kesal. Memangnya siapa? Apakah orang yg belum pernah Kinan ceritakan padanya? Masa sih? Karena menurutnya, Kinan adalah orang yang paling tidak bisa merahasiakan sesuatu pada adik semata wayangnya itu. Siapa? Kak Adrian, Kak Dio, Kak Dzikri, Kak Danu? Siapa lagi??
"cakepan mana sama kak adrian, kak?" tuntutnya. Karena baginya, dari sekian banyak laki-laki yg perah ia dengar namanya dan ia tahu orangnya, cuma Adrian-lah yg paling mengesankan. Ahahaha,siapa yg ga mau punya kakak ipar blasteran luar negeri begitu. Pasti membanggakan sekali kalo itu beneran kak Adrian-nya.
"Dasar abege, jangan liat dr fisiknya aja dong!" Kinan berbalik kembali menghadap adiknya.
"Meski nanti abangmu ga secakep Adrian, tp dia ga kalah baik kok, InsyaAllah...lagian, kamu seneng kan liat kakak seneng?" Kinan menatap mata adik kecilnya itu.
"Hmm, tp liat2 dulu yaa, klo jelek banget mah jangan..."rajuk si kecil Ovy. Bagaimana pun, meski uumur Ovy sudah menginjak 15 tahun, bagi Kinan, dia tetap adik kecil kesayangannya.
Tangan Kinan terjulur untuk menarik hidung adiknya dengan rasa sayang. "Auw! kebiasaan ah, ini kakak! sakit tau!" protesnya. Dan Kinan tak menggubrisnya, malah menarik selimut dan menutupi mukanya.
Ovy melirik kakaknya yg tak kelihatan lagi mukanya, sambil menerawang sedih. Mungkin sebentar lagi dia akan tidur sendiri, tanpa kakak satu2nya yg dia miliki itu.
Kinan keluar dari dapur untuk menyuguhkan 3 cangkir teh yg dibuatnya untuk kedua orangtuanya dan satu tamu 'istimewa' dirumahnya itu. Berkali-kali ia berhenti melangkah, hanya untuk mengambil napas dalam, demi menenangkan pikirannya yg berkecamuk dan juga membetulkan posisi tangannya sehingga gemerutuk cangkir yg dipegang diatas nampannya tak terdengar, menandakan gemetarnya kedua tangan Kinan.
Kinan segera undur diri, setelah meletakkan cangkir2 itu diatas meja. tak sedikitpun ia melirik laki-laki 'asing' yang menghadap kedua orang tuanya itu. Hanya saja sekilas ia melihat senyum kecil di bibir ibunya, dan itu sudah cukup membuat hatinya tenang.
"Kak, kak...kenapa sih kakak memilih abang itu? bukankah ada banyak pilihan untuk kakak?"sekali lagi Ovy memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
Kinan menarik tangan adiknya untuk duduk di teras belakang rumah mereka. jaga-jaga, supaya pembicaraan mereka tak sampai ke ruang tamu.
"Kakak memang belum lama mengenal abang itu. Tapi kakak kira tak butuh waktu yg lama untuk lebih mengenalnya. Yang jelas, Ovy...kesiapan itu tiba2 datang, tanpa bisa kita prediksikan sebelumnya. Yang jelas, dengan ijin Allah, kakak sudah mantap meilihnya..."
seolah tak puas dengan jawaban kakaknya,"Kakak ga takut salah pilih? knp bukan dengan orang yg udah lama kakak kenal? yg jelas2 bisa membahagiakan kakak, menurutku sih..."
Kinan segera menjulurkan tangannya, tapi dicegah Ovy yg hapal dengan kebiasaan kakaknya kalau mulai gemas dengan adiknya itu. "Materi memang sarana untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi kebahagiaan tak semata2 karena materi. Abang itu memang banyak kekurangan, tapi justru dengan hal itu, kakak bisa belajar untuk melengkapinya. Kalaupun ada yg sama, akan menjadi saling menguatkan..."
Ovy tak tahan lagi untuk memeluk kakaknya. Kinan salah tingkah,"hei, kamu kenapa sayang?"
"Ovy sayang kakak...Ovy percaya apa yg menjadi pilihan kakak"
Kinan melepaskan pelukan adiknya perlahan. "Ovy jagain ayah sama ibu ya?"
"InsyaAllah kak...Eh, aq ga bisa bayangin reaksinya kak Adrian pas nerima undangan dari kakak nanti, hehehe..."Ovy menjulurkan lidahnya.
"Hussy, udah ah...Yuk ke depan, liat perkembangan perjuangan abangmu melumpuhkan ayah" Kinan tertawa. Dan Ovy baru melihat senyum selebar ini pada kakaknya, setelah beberapa waktu lalu tampak tertekan dengan beberapa laki-laki yg singgah dalam hidup Kinan.
"barakallah, kakakku..." bisiknya.
Selasa, 15 November 2011
Life must go on and life is never flat!
Ijinkan (sekali lagi) saya curhat yaa…:p
Hmm..ini tentang keajaiban dan harapan. Beberapa saat yang lalu, saya merasa hidup begitu berat ketika harus memutuskan sesuatu. Ini bukan tentang saya pribadi, tapi keputusan ini juga akan menyangkut orang banyak, orang-orang yang mencintai saya, yang telah banyak mengorbankan apa yang mereka miliki untuk kemaslahatan hidup saya (*berat amat bahasanya, :p).
Karena masalah ini, rasanya pintu kesempatan semua tertutup. Porsi prioritas saya tersita. Konsentrasi saya pecah, lbh bnyk untuk memikirkan hal itu. Padahal, menurut orang-orang d sekitar saya, tak seharusnya saya meninggalkan pekerjaan yang lain ‘hanya’ karena masalah ini. tapi, apa daya..karena kemampuan konsentrasi saya rendah, akhirnya masalah ini pun harus beranjak ke nomor atas untuk segera dicarikan solusinya, dan akibatnya beberapa masalah lain harus terabaikan.
Professional dan proporsional (*uda kyk jargon apaa gt! :D). mungkin bukan hal yg mudah untuk dilakukan. Terbukti, karena hal ‘ini’ saya jadi agak mengesampingkan perkara lain yg sebenarnya tak kalah penting. Akhirnya, satu keputusan telah terambil. (mungkin) agak menyakitkan buat beberapa pihak, tp every decision has consequences, right?. Okelah, klo karena keputusan itu saya berubah menjadi tokoh antagonis bagi beberapa orang, saya terima, mski saya (bnar2) tidak menginginkannya. Bukan mudah untuk memutuskan hal ini, karena sekali lagi ada segudang pertimbangan yg membuat saya surut-maju mengambilnya. Tapi life must go on, saya nggak mau hidup saya stuck di titik ini. saya harus bergerak, klo ga mau terlindas (*tuh, kn slogan lagi,:D).
Ada pihak yang menyayangkan keputusan saya, dan memberikan asumsi2 yg (sekali lagi) menggoyahkan tekad saya. Jujur, itu sempat membuat saya hilang arah (disorientasi) beberapa hari terakhir. Fokus saya kembali terdominasi akan hal ini, padahal niat saya sudah ingin meninggalkan yg ‘ini’ dan mulai mngerjakan yg lain.
Kemudian, muncul orang2 ‘lama’ dalam hidup saya. Mereka pernah ‘ada’ dalam hidup saya, sebentar, tapi pengaruhnya luar biasa. Mereka adalah adik, sahabat, yang telah memberikan pelangi dalam putih sejarah hidup saya. Ungkapan2 mereka, kalimat sederhana mereka, mengingatkan saya pada ‘mimpi’ saya yg terdahulu. Yang sempat terusik prioritasnya oleh masalah ‘itu’. Ok, saya putuskan untuk banting stir, kmbali k jalan yg benar,:p
Masalah yg lalu ‘itu’ bukannya tidak penting. Bagi saya, semua tantangan hidup qy itu semuanya penting. Penting karena memberikan banyak pelajaran hidup, penting karena memberikan qt kesempatan untuk ‘berpengalaman’, penting bahwa qt jadi tw banyak yg mnaruh perhatian pada qt dan siap mengurlurkan tangannya ketika qt terjerembab jatuh dan sulit untuk bangkit. Semua episode dalam hidup qt itu penting untuk membentuk karakter dan kepribadian qt.
Orang2 ‘lama’ itu mengungatkan saya untuk tetap bersyukur dan optimis. Sederhana bukan? Tapi maknanya luar biasa… dan ketika qt mrasa sendiri dan tak kuat lagi menerima masalah yg datang bertubi2, masih ada ‘backing’an Yang Maha Tak Terbatas. Allah, yang mski secara tak langsung qt sangsikan ‘kehadiranNya’. Namun secara ‘nyata’, kehadiranNya itu berwujud harapan, sebuah keajaiban ketika qt pernah berniat mengakhiri segala masalah hidup dengan cara yg tak baik. Harapan itu bisa hadir dengan sendirinya ketika qt berserah full kepadaNya, pasti ada kehangatan di tengah jiwa qt yg sunyi dan dingin.
Akhirnya, sebuah langkah sederhana tapi ‘besar’ telah saya tetapkan. Bukan untuk bertahan pada satu titik dimana akan dapat menghabiskan waktu dan energy saya untuk memikirkannya. Banyak rentetan impian menunggu untuk diwujudkan. Bukannya tidak konsisten, tapi untuk apa bertahan pada konsistensi yg ‘tidak menguntungkan’??
Life must go on and life is never flat, kn??
*Special thanks to : adik2 binaan Bidik Misi Unair 2010, dan teman2 yg senantiasa mendampingiku berusaha menggelitik hatiq dgn nasehat2nya, saat mulut tak lagi mw bersuara, telinga bebal mendengar…Uhibbukum fillah…
Hmm..ini tentang keajaiban dan harapan. Beberapa saat yang lalu, saya merasa hidup begitu berat ketika harus memutuskan sesuatu. Ini bukan tentang saya pribadi, tapi keputusan ini juga akan menyangkut orang banyak, orang-orang yang mencintai saya, yang telah banyak mengorbankan apa yang mereka miliki untuk kemaslahatan hidup saya (*berat amat bahasanya, :p).
Karena masalah ini, rasanya pintu kesempatan semua tertutup. Porsi prioritas saya tersita. Konsentrasi saya pecah, lbh bnyk untuk memikirkan hal itu. Padahal, menurut orang-orang d sekitar saya, tak seharusnya saya meninggalkan pekerjaan yang lain ‘hanya’ karena masalah ini. tapi, apa daya..karena kemampuan konsentrasi saya rendah, akhirnya masalah ini pun harus beranjak ke nomor atas untuk segera dicarikan solusinya, dan akibatnya beberapa masalah lain harus terabaikan.
Professional dan proporsional (*uda kyk jargon apaa gt! :D). mungkin bukan hal yg mudah untuk dilakukan. Terbukti, karena hal ‘ini’ saya jadi agak mengesampingkan perkara lain yg sebenarnya tak kalah penting. Akhirnya, satu keputusan telah terambil. (mungkin) agak menyakitkan buat beberapa pihak, tp every decision has consequences, right?. Okelah, klo karena keputusan itu saya berubah menjadi tokoh antagonis bagi beberapa orang, saya terima, mski saya (bnar2) tidak menginginkannya. Bukan mudah untuk memutuskan hal ini, karena sekali lagi ada segudang pertimbangan yg membuat saya surut-maju mengambilnya. Tapi life must go on, saya nggak mau hidup saya stuck di titik ini. saya harus bergerak, klo ga mau terlindas (*tuh, kn slogan lagi,:D).
Ada pihak yang menyayangkan keputusan saya, dan memberikan asumsi2 yg (sekali lagi) menggoyahkan tekad saya. Jujur, itu sempat membuat saya hilang arah (disorientasi) beberapa hari terakhir. Fokus saya kembali terdominasi akan hal ini, padahal niat saya sudah ingin meninggalkan yg ‘ini’ dan mulai mngerjakan yg lain.
Kemudian, muncul orang2 ‘lama’ dalam hidup saya. Mereka pernah ‘ada’ dalam hidup saya, sebentar, tapi pengaruhnya luar biasa. Mereka adalah adik, sahabat, yang telah memberikan pelangi dalam putih sejarah hidup saya. Ungkapan2 mereka, kalimat sederhana mereka, mengingatkan saya pada ‘mimpi’ saya yg terdahulu. Yang sempat terusik prioritasnya oleh masalah ‘itu’. Ok, saya putuskan untuk banting stir, kmbali k jalan yg benar,:p
Masalah yg lalu ‘itu’ bukannya tidak penting. Bagi saya, semua tantangan hidup qy itu semuanya penting. Penting karena memberikan banyak pelajaran hidup, penting karena memberikan qt kesempatan untuk ‘berpengalaman’, penting bahwa qt jadi tw banyak yg mnaruh perhatian pada qt dan siap mengurlurkan tangannya ketika qt terjerembab jatuh dan sulit untuk bangkit. Semua episode dalam hidup qt itu penting untuk membentuk karakter dan kepribadian qt.
Orang2 ‘lama’ itu mengungatkan saya untuk tetap bersyukur dan optimis. Sederhana bukan? Tapi maknanya luar biasa… dan ketika qt mrasa sendiri dan tak kuat lagi menerima masalah yg datang bertubi2, masih ada ‘backing’an Yang Maha Tak Terbatas. Allah, yang mski secara tak langsung qt sangsikan ‘kehadiranNya’. Namun secara ‘nyata’, kehadiranNya itu berwujud harapan, sebuah keajaiban ketika qt pernah berniat mengakhiri segala masalah hidup dengan cara yg tak baik. Harapan itu bisa hadir dengan sendirinya ketika qt berserah full kepadaNya, pasti ada kehangatan di tengah jiwa qt yg sunyi dan dingin.
Akhirnya, sebuah langkah sederhana tapi ‘besar’ telah saya tetapkan. Bukan untuk bertahan pada satu titik dimana akan dapat menghabiskan waktu dan energy saya untuk memikirkannya. Banyak rentetan impian menunggu untuk diwujudkan. Bukannya tidak konsisten, tapi untuk apa bertahan pada konsistensi yg ‘tidak menguntungkan’??
Life must go on and life is never flat, kn??
*Special thanks to : adik2 binaan Bidik Misi Unair 2010, dan teman2 yg senantiasa mendampingiku berusaha menggelitik hatiq dgn nasehat2nya, saat mulut tak lagi mw bersuara, telinga bebal mendengar…Uhibbukum fillah…
Senin, 14 November 2011
Ada Ustadz Salim A. Fillah di Nuruzzaman!!
Hehehe, mungkin ad yg mbatin waktu baca judul note ini, "trus lapo? emg knp? so what?". Jadi critanya, hari jumat lalu memang bukan hari yang 'biasa' buat saya. Ada beberapa hal yang membuat saya merasa sdg diuji kesabarannya. Ada beberapa rencana yang tak dikehendaki Allah untuk terjadi, tp subhanallah...ternyata Allah menggantinya dengan yang lebih indah. Disaat saya merasa kecewa dengan seseorang, trnyata d waktu yang (hampir) bersamaan, Allah menjawab apa yg saya keluhkan, melalui seseorang yang saya kagumi&hormati setiap perkataannya. Emang, ya...Inna ma'al usri yusron...
Sudahlah, tnpa perlu saya curcol panjang lebar dsni, izinkan saya untuk share 'sedikit' yang saya dapatkan dr 'pertemuan' singkat saya dgn blio sore itu. Smoga membawa manfaat yg 'banyak' untuk qt semua...
>>Indahnya Ukhuwah Islamiyah
by: Ust. Salim A. Fillah, dgn moderator: Akh Asset Attaqwa, ketum Jamaah Nuruzzaman UKMKI Unair
@Hall Masjid Nuruzzaman Universitas Airlangga, 15.45 WIB
Ketika kita berbicara tentang iman, maka kita tidak akan lepas dari hubungan, hablum minnallah dan hablum minannas. HUbungan vertikal dan horizontal. Mengapa seperti itu?? Karena iman itu hubungan. Hubungan harus bersama iman. Baik iman maupun hubungan, keduanya membutuhkan ikhtiar2 untuk menumbuhkan dan menyuburkannya. Itulah 3 pokok bahasan yang akan kita bicarakan pada sore hari ini.
> Iman. Seperti yang kita ketahui, definisi iman adalah sesuatu yang diyakini dalam hati, dibenarkan dengan lisan, dan dipraktikkan dalam perbuatan. Namun, siapa yang dapat mengukur kadar keimanan manusia? karena isi hati tak ada yg tahu, lisan dapat berdusta dan dalam perbuatan (ibadah) kita dapat berpura2, maka Allah mengukur iman dengan kualitas hubungan seseorang dgn sesamanya. Oleh karena itulah iman itu adalah hubungan.
> Iman adalah hubungan itu adalah teorinya. Bagaimana mengaplikasikannya dalam praktis kehidupan sehari2??
Nah, tu dy,,,Hubungan itu harus bersama dgn iman. Karena hubungan tanpa iman akan menjadi siteru. Teringat kisah Nabi Nuh AS dgn putranya yg berbeda keyakinan. Hubungan apapun, jika bukan iman dan takwa yang melandasinya, akan berakhir dengan penyesalan dan kekecewaan. Contoh kecil yg sering kita alami sehari-hari. Seringkali, atas nama kejujuran, kita sering secara sengaja atau tidak menyakiti hati sodara kita dgn mngatakan yg (mungkin) benar adanya. Bolehkah qt mengatakan apa yg sejujurnya pada sahabat kita? Tentu. Tapi kebenaran itu tak selamanya baik, ketika yang benar itu justru mnyakitkan dan merusak hubungan diantara 2 orang. Oleh karenanya, terkadang mengatakan yang benar itu bisa menempati urutan prioritas kesekian, dibandingkan dengan menjaga hubungan baik dengan sodara sesame muslim.
Ini ada sebuah contoh kisah sahabat Nabi SAW. Pernah, suatu kali ada seorang sahabat Rasulullah yang tidak sengaja mengatai Bilal bin Rabbah dgn sebutan “Anak budak hitam”, langsung seketika Rasulullah SAW mengangkat telunjuk di hadapan sahabat tersebut sebagai wujud protes beliau. Kemudian si sahabat menyadari khilafnya dan menurunkan kepalanya hingga ke tanah, berkata ia pada Bilal “wahai Bilal sahabatku, kutanam kepala ini dan kututupi dengan pasir. Injaklah, semoga ini dapat menebus kesalahanQ dan memebuat Allah ridha atas pengakuan dosaku”. Namun, apa yg dikatakan Bilal? “Tidak, wahai sahabat. Demi Allah,aq ridha atas apa yg kau lakukan barusan”.
Lantas bagaimana dengan hadist “Katakanlah yg benar, meskipun itu pahit”??
Dalam tafsir Ibnu Jauziyah, dikatakan bahwa asbabul hadist ini adalah dari sebuah kisah sahabat Rasulullah SAW yang merasa tertipu karena membeli barang yang kualitasnya jauh dari pesanan, lantas ia berkata “ Yaa,Rasulullah..apa yang harus saya lakukan, apakah boleh saya menutupi cacat barang2 ini supaya kembali uang modalku, ataukah harus kukatakan yg sebenarnya pada pembeliku dgn resiko kerugian besar akan menghantuiku?”. Lantas rasulullah saw. bersabda demikian “katakanlah yang benar, meskipun itu pahit”. Jadi, dapat kita simpulkan, bahwa kebenaran yang qt ucapkan bukan untuk membuat sahabat kita menjadi sakit hati, jikalau ingin mengatakan sebuah kejujuran, sampaikanlah dengan cara yg ahsan, tnpa menyakiti hatinya. Oleh karena itu, hubungan harus bersama dengan iman.
> Yang ketiga, Baik iman maupun hubungan, keduanya membutuhkan ikhtiar2 untuk menumbuhkan dan menyuburkannya. Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. Bahwa iman itu tak hanya di di hati, tapi jga diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Allah takkan begitu saja menerima penyerahan iman dan ungkapan cinta hambaNya tnpa ujian. Misal dalam cinta, Allah pasti akan menghadirkan ‘tandingan-tandingan’ cinta yg bisa saja membuat turun prioritas cinta kita padaNya.
lantas, bagaimana pula dengan hubungan? Sama. Saya yakin, teman2 semua pasti pernah mengalami masa sulit untuk menjaga sebuah hubungan. Misalnya dalam sebuah persahabatan, mungkin qt pernah dikecewakan oleh orang yang selama ini kita percaya dan kita yakini mengerti segalanya ttg kita. (*curcol :sebenernya ini bagian yang paling ‘mengena’ buat saya) ketika qt dilukai oleh kelalaian orang shalih, maka segeralah mencari obatnya. Bisa dengan segera mengklarifikasi (*bahasa kerennya :tabayyun), atau obatilah sendiri dengan banyak2 mengingat kebaikan2 yg telah ia lakukan pada kita. Karna, luka yg disebabkan oleh orang shalih yg lalai, bisa menjadi kendaraan syeithan jika qt biarkan semakin parah dan bernanah. Bisa jadi syethan membuat qt tidak hanya membenci pelakunya, tapi juga amal shalihnya. (*nah, yg ini curcol banget sebenernya).
Lantas, bagaimana qt mencari seorang sahabat sejati? Bentar, bentar… Pantesan aja sulit, lha wong yg Anda cari itu orang yg mampu MEMBERI apa yg anda inginkan, apa yg Anda butuhkan,kq.. Coba dibalik mindset-nya, klo yg Anda cari adalah orang yg bisa DIBERI, maka bertebaranlah orang seperti itu di muka bumi. Bukankah qt mencari orang yg selalu bisa membuat qt mendekatkan diri padaNya. Nah, org2 seperti itu akan selalu membuka pintu amal buat qt kn?
Sebenarnya tidak sulit mencari criteria seorang sahabat sejati, Rasulullah berkata, “Seseorang yang telah 3x marah (kecewa) padamu, dan mengetahui segala aib tentangmu namun tak pernah sekalipun menjelek2kan kita dihadapan yg lain, maka itulah SAHABAT SEJATIMU”. Gimana, uda ketemu blom?? :D
Bukanlah seorang sahabat yang selalu memuji2 kita, bahkan Rasulullah mengingatkan, Seseorang yg sering memuji-muji kita dengan suatu hal yg qt tidak punya (mengada-ada), maka tunggulah suatu saat ia akan bisa juga menjelek2kan kita dengan sesuatu yg qt tidak miliki juga.
Maka, refresh kembali Iman kita dengan memperbaiki hubungan kita dengan sesama. Maka ukhuwah akan terasa indah bersama iman yg melandasinya…
Wallahu’alam bisshawwabb…
Senin, 31 Oktober 2011
Buat yg (pernah) patah hati...ada yg bagus dr Om Mario Teguh...:)
Engkau yang cintanya tak berbalas,
kudengar senandung lirihmu …
Aku melihatmu berjalan dengan dia yang bukan aku,
bertaut jemari dalam senyum dan tawa kecil yang menyayat hatiku.
Aku berharap itu aku …,
yang bergetar hatinya karena sentuhan jemarimu yang anggun.
Ooh .. betapa aku berharap itu terjadi.
Aku melihatnya bergelayut manja dan bersender lembut ke tubuhmu yang damai dan wangi.
Aku berharap itu aku …,
yang luruh hatinya dalam syahdu karena menghirup udara beraroma kesurgaan yang mengitarimu.
Ooh … betapa aku berharap itu terjadi.
Aku melihatmu merapihkan rambutnya sambil membisikkan rencana keindahan penyatuan jiwamu dengannya.
Aku berharap itu aku …,
yang menggenang matanya dengan air mata haru, karena keindahan dari janji pernikahan yang jujur dan setia.
Ooh … betapa aku berharap itu terjadi.
Tuhanku Yang Maha Lembut,
Temukanlah aku dengan belahan jiwaku,
yang mengobati pedihnya cinta yang terabaikan ini,
yang mengisi palung kehidupanku yang dalam dan kosong karena kesendirian yang sunyi ini.
Aku berharap itu aku …,
yang berbahagia dalam pernikahan yang memanjakanku dalam kemesraan dan kesetiaan.
Wahai Yang Maha Cinta,
Ooh … betapa aku berharap itu terjadi.
Aamiin
Sabtu, 29 Oktober 2011
Jangan Lupakan Orang-Orang Terkasih Anda...
Sebutlah namanya Bagus, seorang bocah berusia 4 tahun yang hidup bersama ibunya yg sehari2nya hanya sebagai ibu rumah tangga. Bukan, bukannya dia tidak memiliki ayah. Dia memiliki keluarga yang utuh, dan bisa dikatakan 'sempurna' malah, karena tak sedikitpun mengalami kekurangan finansial. Ayahnya seorang trainer terkenal yang punya jam terbang tinggi keluar negri untuk menyabet bebrapa training/up grading 2 perusahaan sekaligus.
Suatu hari sang ayah pulang lebih sore dr biasanya. Bagus masih terjaga saat itui. Melihat sang ayah pulang,langsung si bocah mungil ini menghambur ke pelukan ayahnya. Meski letih, sang ayah menyambut juga pelukan anak kesayangannya itu. Kemudian tangan kecilnya menarik-narik baju ayahnya yg masih basah oleh keringat. "Ayah...berapa gaji ayah sehari??"
Meski keheranan, dijawab juga pertanyaan lugu putranya itu,"kira2...kalau dihitung per-jam, ayah bisa digaji 500ribu sejam"
"kalau bgitu, aq pinjam uang ayah 50 rb",lanjut Bagus.
"hei,untuk apa? ini kan sudah malam. Sudah,jangan macam2..."hardiknya kesal.
"Ayolaah, ayahhh..."rengek si Bagus.
"Sudah ayah bilang ga usah. Ayah capek tahu!" akhirnya dikibaskan juga tangan mungil BAgus.
Bagus menangis, berlari ke kamarnya. Karena mrasa bersalah, sang ayah menyusul untuk menenangkannya...
Sambil mengusap kepala anknya,"Emang buat apa sie, bagus pinjam uang ayah?"
"Hiks...bagus cuma mw beli waktu ayah...Kata Bunda waktu ayah sangat berharga, tapi Bagus cuma maw ngajak ayah maen ular tangga Bagus yang baru, cuma setengah jam aj...Lagian tabungan Bagus cuma ada 200rb, jadi Bagus mau pinjam uang ayah 50 rb, nanti klo bagus sudah punya uang,bagus kembaliin dehh.."jawabnya polos diselingi isak tangis.
Bagai tertusuk sembilu, ucapan polos anaknya telah menohok ulu hatinya yg terdalam. "Bagus nggak perlu beli waktu ayah, besok ayah cuti untuk nemenin Bagus main seharian... Maafkan Ayah,nak..."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sedikit kisah, sengaja saya bagi kepada teman2 yng sudah menyerahkan ikrarnya untuk berbakti pada da'wah. melalui berbagai wajihah, qt memang terikat berbagai agenda yang menyibukkan. Tapi jangan sampai melupakan peran qt terhadap orang terdekat, keluarga yang qt sayangi, dan selalu menantikan kehadiran qt...
semoga bisa tawazun dalam menjalankan berbagai akytivitas dan peran di kampus, di masyarakat, di tengah2 umat. Namun jangan lupa, qt juga mempunyai peran sebagai kakak, adik, dan juga anak yang selalu dinantikan baktinya...
**)untuk Ndull-q sayang...
maaf belum bisa selalu memenuhi undanganmu untuk pulang. InsyaAllah segera diagendakan, khusus untuk nemenin km kmna2...:)
*Curhatan seorang kakak yang kengen adik, dan keluarganya*
Senin, 24 Oktober 2011
Untukmu, yang Merasa Hidup Ini Begitu Tak Adil
Untuk Anda yang pernah mengatakan bahwa hidup ini begitu tak adil bagimu. Istighfarlah, krn bukankah itu sama dengan Anda menghakimi bahwa Allah juga begitu??
Sering saya dengar orang bilang, “hidup itu kadang gak adil, walaupun begitu…..”. Sebenernya, saya sedikit sebal mendengar kata-kata ini. Kenapa? Karena sepertinya secara gak langsung mengatakan bahwa Tuhan itu juga kadang gak adil. Koq bisa? Tentu saja. Siapa sih pencipta kehidupan ini? Tuhan kan? Kalo apa yang diciptakan itu kadang gak adil, berarti sama juga donk dengan yang menciptakan. Ciptaan, sedikit banyak juga “menggambarkan” penciptanya,kan?
Mungkin ada yang marah mendengar komentar saya di atas. Tapi, jujur, saya sebel. Dan, yah, sedikit banyak , saya merasa kata-kata itu adalah pembenaran, sekaligus penghiburan. “hidup kadang gak adil”, itu adalah ungkapan “emosi” kita karena melihat “ketidakadilan kehidupan”(itu adalah pendapat menurut kita), sedangkan kata-kata,”walaupun begitu….”, itu adalah penghiburan atas ketidakadilan yang kita rasakan, agar kita dapat terus maju.
Tapi, bukankah dengan begitu, kita secara gak langsung jadi meragukan keadilan Tuhan? Pada suatu titik, bisa jadi karena pemikiran seperti itu, kita justru “marah” kepada Tuhan. Karena terus memaksakan pemikiran seperti itu, namun kenyataannya selalu kembali pada hal yang sama. Pun, jika tidak “marah”, seringkali kita jadi menutup hati dan mata kita atas segala realitas yang ada.
Selama ini, kita seringkali mendefinisikan adil sebagai sama rata. Sesuatu dikatakan adil, jika sama-sama memiliki…..Padahal, seperti kita tahu, sudah menjadi sunnatullahNya/kodratNya manusia itu berbeda. Berbeda dalam kepribadian, kondisi, ataupun fisik. Jika manusia tercipta dalam kondisi yang sama, apakah itu bisa dikatakan manusia? Bukankah kalo’ kaya’ gitu jadinya sama dengan barang-barang pabrikan ciptaan manusia, yang diciptakan dalam kondisi yang sama, dan hasil yang sama?
Apakah kita mau memiliki kualitas yang sama dengan barang-barang pabrikan itu? Lalu, jika itu terjadi, bagaimanakah dengan kelebihan yang dimiliki manusia dengan keberagaman yang mereka miliki (dibahas lebih lanjut di lain posting). Benarkan keadilan itu sesuatu yang justru membuat kita tidak istimewa? Lalu, yang perlu ditanyakan kembali, benarkah yang itu yang dinamakan keadilan? Sama rata? Jika tidak, lalu apakah itu keadilan?
Menurut saya, keadilan itu, ada pada sunnatullahNya, hukum Tuhan, atau kadang ada yang menyebutnya hukum alam. Apa maksudnya? Dengan adanya sunnatullah, kita dapat hidup secara adil.
Misalnya saja :
Dengan berbagai sunnatullah yang telah Ia atur, manusia yang awalnya merasa kering akan kasih sayang dan cinta, mendapatkan kesempatan yang sama untuk merasakan hal yg sama dengan manusia pada umumnya. Pun ketika seseorang merasakan patah hati, yang bisa membuat mata menjadi gelap dan tak mampu melihat secercah cahaya harapan dari sang mentari pagi, Andai saja ia mau membuka hati, banyak tangan kan terulur untuknya, mungkin bukan dr org yg dikehendakinya, tp kadang hal itu datang dr org2 yg tak pernah ia kira sebelumnya.
Sama halnya dengan orang yang memiliki keterbatasan. Apapun keterbatasan yang mereka miliki, itu bukan halangan bagi mereka untuk hidup bahagia dan sukses. Asalkan mereka menjalankan sunnatullahNya. Bahkan bisa jadi kebahagiaan mereka mungkin “lebih” dari orang yang tampak sempurna dari penglihatan manusia.
Adil bukan?Setiap orang mendapatkan hal yang setimpal untuk perbuatan mereka. Setiap orang memiliki kesempatan untuk meraih keinginannya. Setiap orang pasti akan mendapat konsekuensi dari setiap perbuatan mereka. Tersedia begitu banyak jalan buat kita. Tinggal bagaimana kita memilih dan menjalankan konsekuensinya.
Keadilan, bukan terletak pada kondisi yang terlihat, tetapi dari “jalan-jalan” yang kita pilih dan “pengorbanan” untuk mencapainya, dari kesempatan dan potensi yang terbuka untuk mencapai “kesuksesan”. Sekalipun, ia gak mencapainya dalam satu waktu, tetapi bukan berarti ia gak akan bisa mencapai tujuannya. Bahkan, ia mendapatkan “pelajaran hidup” sebagai gantinya, sebagai bekal untuk “kesuksesan” yang akan diraihnya kelak.
Tiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih berbagai hal, untuk mengembangkan dirinya. Tidak peduli bagaimanapun kondisi awal dirinya. Asalkan apa yang kita pilih, memang sesuai dengan tujuan kita, dan apa yang kita lakukan memang sesuai dengan tujuan dan pilihan kita. Jika yang kita pilih itu positif, ya akan mengarah pada hal yang positif, jika negatif ya akan mengarah kepada hal yang negatif pula.
Justru, saat Tuhan menciptakan semua dalam keadaan sama rata, tidak akan dunia yang sesempurna dan seluar biasa ini untuk ditinggali. Kita tidak seharusnya menyalahkan keadaan atas segala yang terjadi, tapi seharusnya, kitalah yang mengubahnya. Kita lah yang dititipkan kemampuan untuk itu, oleh Tuhan. Yang diberi tanggung jawab untuk mengubahnya bukan Tuhan, tetapi kita. Kita semua, bersama, sebagai manusia. Bukan sebagai satu suku, agama, ras, atau yang lainnya.Tetapi sebagai manusia.
Seperti halnya manusia yang merupakan makhluk sosial, begitu pula dengan sunnatullah antar manusia akan saling berhubungan, dan membawa pada konsekuensi tersendiri.
Jangan pernah menyalahkan kehidupan atas apa yang telah terjadi. Kita manusia, yang diberkahi dengan “perlengkapan canggih” untuk “mengupgrade” kehidupan. Jika seandainya terdapat sesuatu yang tidak seharusnya, itu berarti adalah kesempatan kita untuk mengubahnya. Merupakan keputusan kita, untuk menjadikan kehidupan kita bahagia atau bukan. Merupakan keputusan kita, untuk menjalankan sunnatullahNya atau tidak. Kita gak akan rugi sama sekali dengan menjalankannya, justru banyak untung yang akan kita dapatkan.
“Tuhan gak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu mengubahnya sendiri” => Tuhan sudah memberikan bekal freewill, dan berbagai hal lain (yang gak bisa terhitung jumlahnya) pada kita untuk melakukannya. Masihkah kita merasa itu gak adil? Masihkah kita bermanja pada Tuhan kita, dan protes sana-sini? Tuhan pun menciptakan kita, bukan agar kita jadi seenaknya sendiri. Akan selalu ada akibat karena ada sebab, itu yang “diajarkan” Tuhan pada kita, melalui sunnatullah-sunnatullahNya. Agar kita selalu belajar dan belajar menjadi lebih baik.
>>jangan selalu merasa, ketika Tuhan menimpakan himpitan besar pada kita, Dia 'hanya' ingin menguji kesetiaan kita, dengan seolah2 meninggalkan kita. Bukan Tuhan yang menjauhi kita, Dia justru memberi kita kesempatan untuk kembali ke dekapanNya. Kita yang selama ini mungkin lupa untuk senantiasa mendekatiNya. Lupa kepada siapa seharusnya menyandarkan segala sesuatuNya.
Allah begitu sayang pada kita...
Minggu, 23 Oktober 2011
Ketika Cinta Tak Dapat Bersatu
>> repost dari blog seorang ikhwah...mencoba mengirim pesan, S.O.S untuk saudaraq yang patah hatinya. Ingin rasanya mulut ini berkata, menghibur hatinya, mengingatkannya pada kebenaran dan kesabaran. Ah, tapi mungkin hanya doa yang mampu terpanjatkan, krn emosi dan amarah tlah menutup jalan pikirannya. Tak apa, smoga tulisan ini mampu menggugah batinnya, bahwa di dunia ini tak hanya ada satu cinta...
Ini, untukmu..saudaraQ...
Saudaraku..
Ketika kita sudah menyempurnakan Ikhtiar..
Dengan Niat menjaga kesucian diri dari dosa.
Menjaga kesucian pandangan..
Bahkan sampai dengan proses Ta’aruf yang Terjaga..
Ketika kita juga sudah berdoa setiap hari..
Sholat Istikharah sampai meneteskan airmata bercucuran..
Dan sepertinya Dialah yang terbaik buat kita..
Dialah yang akan menjadi pendamping hidup kita..
Namun…
Ternyata dirinya tidak bersedia menerima kita..
Ternyata dirinya menolak cinta kita..
Oh My God.:(
Dunia sepertinya mau Kiamat..
Hati teriris-iris…diri jadi melankolis……^_^
Saudaraku..
Memang Alangkah bahagianya jika cinta yang hendak kita bingkai
dalam nuansa indah PERNIKAHAN, mendapatkan Sapaan lembut..
Sambutan hangat serta Sunggingan senyum dari dia yg kita dambakan.
Namun betapa nestapanya ketika CINTA TULUS yang kita ungkapkan..
ternyata harus BERTEPUK SEBELAH TANGAN..
Cinta Memang Tak Harus Memiliki..
Mungkin kita sering mendengar ungkapan itu..
Mudah diucapkan..
Tapi kenyataannya..
Sulit dilaksanakan..
Saudaraku..
Janganlah bersedih
Yakinilah bahwasanya kegagalan cinta yang kita alami.
Tertolaknya cinta yang kita ajukan..
Sudah dirancang,dan ditulis sedemikian rupa oleh Allah..
Semuanya ada hikmahnya saudaraku..
Saudaraku..
Yakinlah bahwa Allah pasti akan memilihkan yang terbaik buat kita.
Jika kita ditolak saat ini..
Berarti Allah sudah menyiapkan buat kita yang lebih baik..
Dari yang Sekarang Menolak kita..
Saudaraku..
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..
Allah ingin menguji kita ,seberapa besar kita terhadap komitmen pernikahan..
Allah ingin lebih mendewasakan kita dan memantapkan kepribadian kita dalam menghadapi kegagalan..
Saudaraku..
Kita mungkin kecewa,frustasi,trauma,sedih serta kehilangan semangat..
Tapi jangan sampai Rasa SEDIHMU itu..memakan hari-harimu..
Ketika engkau terlalu larut dalam kesedihan.
Maka dirimu akan menjadi lemah..
Ya..lemah dalam beribadah..malas dalam bekerja..
Menggiringmu untuk berburuk sangka terhadap Allah..
Dan Syetan akan menggunakan perangkapnya untuk menipumu..
Sehingga gaya hidup kamu bisa menjadi bebas..tak ada aturan
Saudaraku..
Dijamin hari-harimu TIDAK AKAN BAHAGIA..selama engkau LARUT DALAM KESEDIHAN..
Dunia tak selebar daun kelor..(kata orang dulu ^_^)
Apa kamu tak tahu bahwa dunia ini begitu luas..
Bertebaranlah dibumi Allah yang Luas..
Jodohmu bisa saja ada diseberang Pulau..
Dilain Kota..dilain Provinsi..
tapi bisa juga dekat Rumahmu..
Carilah dengan Jalan yang diridhoi oleh-Nya
Seperti kata Imam Hasan Al Banna
“Mimpimu hari ini adalah kenyataan esok hari,Kenyataan hari ini adalah mimpimu hari kemarin”
Raihlah mimpimu …
Yakinlah Saudaraku Harapan itu Masih Ada,
Carilah Gantinya dengan menjaga Niat Saudaraku..
Carilah seseorang yang bisa melabuhkan cintanya kepada Allah
Agar bertambah kekuatan cintamu kepada Allah..
Agar bertambah imanmu ,ketika engkau bersamanya..
Bukan hanya sekedar Melampiaskan Kekecewaan atau Nafsu belaka..
Karena dengan Niat yang Lurus mencari Ridho Allah.
insya Allah akan membawa keberkahan..
Saudaraku..
Sambil kita mencari..
Jangan lupa memperbaiki diri..
Perbaiki kekurangan kita dalam segala hal..
Siapkan dari sisi ruhiyah kita, sisi ekonomi kita, kematangan kita, keilmuan kita
Kalau kita ingin mendapat pasangan yang berkualitas bagus..
Tentunya kita harus berkualitas bagus juga.
“Wanita yang baik-baik..untuk Lelaki yang baik-baik..”
begitulah Allah berfirman dalam (QS ,Surat An-Nuur:26)
Saudaraku..
Cobalah hadapi dengan tersenyum..^_^
Ya..Karena senyuman menghilangkan tegangnya pikiran..
Senyuman itu menggerakkan 17 otot wajah..
Sementara cemberut atau marah membutuhkan tarikan 32 otot wajah(kata seorang dokter)
Tersenyumlah Saudaraku..
Karena senyuman membuat peredaran darah menjadi lebih baik
Karena senyuman membuat hati menjadi lebih ceria..
Karena senyuman warisan Rasulullah.
Karena senyuman adalah sedekah..
Saudaraku..
Jika kita sudah menyikapi kegagalan dengan bijaksana.
Buatlah suatu prestasi indah yang dikenang sejarah
Buatlah dirimu bermanfaat juga buat orang lain..
Buktikanlah..
Bahwa kegagalanmu..malah membuatmu menjadi cambuk..
Cambuk yang akan melejitkan potensi dalam diri..
Membangunkan kita dari tidur lelap.
Membukakan mata hati kita..
Agar lebih arif dan bijak memandang kehidupan.
”TETAPLAH SEMANGAT..YAKINLAH SAUDARAKU..HARAPAN ITU MASIH ADA”
Ibnu AlJauzy:”Jika anda tidak mampu menangkap hikmah,bukan karena hikmah itu tidak ada,namun semua itu diakibatkan kelemahan daya ingat anda sendiri,Anda kemudian harus tahu bahwa para Rajapun memiliki rahasia yang tidak diketahui setiap orang,Bagaimana mungkin anda dengan segala kelemahan ada akan mengungkap seluruh hikmahnya?”
“Ya Allah,Berilah kami kekuatan dalam menjalani lika-liku kehidupan ini.
Limpahkan belas kasih sayang-Mu kepada kami,sehingga kami bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang selalu membawa kebaikan buat kami..”Aamiin Ya Rabb….
Semoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian.
Semoga bermanfaat…
Ini, untukmu..saudaraQ...
Saudaraku..
Ketika kita sudah menyempurnakan Ikhtiar..
Dengan Niat menjaga kesucian diri dari dosa.
Menjaga kesucian pandangan..
Bahkan sampai dengan proses Ta’aruf yang Terjaga..
Ketika kita juga sudah berdoa setiap hari..
Sholat Istikharah sampai meneteskan airmata bercucuran..
Dan sepertinya Dialah yang terbaik buat kita..
Dialah yang akan menjadi pendamping hidup kita..
Namun…
Ternyata dirinya tidak bersedia menerima kita..
Ternyata dirinya menolak cinta kita..
Oh My God.:(
Dunia sepertinya mau Kiamat..
Hati teriris-iris…diri jadi melankolis……^_^
Saudaraku..
Memang Alangkah bahagianya jika cinta yang hendak kita bingkai
dalam nuansa indah PERNIKAHAN, mendapatkan Sapaan lembut..
Sambutan hangat serta Sunggingan senyum dari dia yg kita dambakan.
Namun betapa nestapanya ketika CINTA TULUS yang kita ungkapkan..
ternyata harus BERTEPUK SEBELAH TANGAN..
Cinta Memang Tak Harus Memiliki..
Mungkin kita sering mendengar ungkapan itu..
Mudah diucapkan..
Tapi kenyataannya..
Sulit dilaksanakan..
Saudaraku..
Janganlah bersedih
Yakinilah bahwasanya kegagalan cinta yang kita alami.
Tertolaknya cinta yang kita ajukan..
Sudah dirancang,dan ditulis sedemikian rupa oleh Allah..
Semuanya ada hikmahnya saudaraku..
Saudaraku..
Yakinlah bahwa Allah pasti akan memilihkan yang terbaik buat kita.
Jika kita ditolak saat ini..
Berarti Allah sudah menyiapkan buat kita yang lebih baik..
Dari yang Sekarang Menolak kita..
Saudaraku..
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..
Allah ingin menguji kita ,seberapa besar kita terhadap komitmen pernikahan..
Allah ingin lebih mendewasakan kita dan memantapkan kepribadian kita dalam menghadapi kegagalan..
Saudaraku..
Kita mungkin kecewa,frustasi,trauma,sedih serta kehilangan semangat..
Tapi jangan sampai Rasa SEDIHMU itu..memakan hari-harimu..
Ketika engkau terlalu larut dalam kesedihan.
Maka dirimu akan menjadi lemah..
Ya..lemah dalam beribadah..malas dalam bekerja..
Menggiringmu untuk berburuk sangka terhadap Allah..
Dan Syetan akan menggunakan perangkapnya untuk menipumu..
Sehingga gaya hidup kamu bisa menjadi bebas..tak ada aturan
Saudaraku..
Dijamin hari-harimu TIDAK AKAN BAHAGIA..selama engkau LARUT DALAM KESEDIHAN..
Dunia tak selebar daun kelor..(kata orang dulu ^_^)
Apa kamu tak tahu bahwa dunia ini begitu luas..
Bertebaranlah dibumi Allah yang Luas..
Jodohmu bisa saja ada diseberang Pulau..
Dilain Kota..dilain Provinsi..
tapi bisa juga dekat Rumahmu..
Carilah dengan Jalan yang diridhoi oleh-Nya
Seperti kata Imam Hasan Al Banna
“Mimpimu hari ini adalah kenyataan esok hari,Kenyataan hari ini adalah mimpimu hari kemarin”
Raihlah mimpimu …
Yakinlah Saudaraku Harapan itu Masih Ada,
Carilah Gantinya dengan menjaga Niat Saudaraku..
Carilah seseorang yang bisa melabuhkan cintanya kepada Allah
Agar bertambah kekuatan cintamu kepada Allah..
Agar bertambah imanmu ,ketika engkau bersamanya..
Bukan hanya sekedar Melampiaskan Kekecewaan atau Nafsu belaka..
Karena dengan Niat yang Lurus mencari Ridho Allah.
insya Allah akan membawa keberkahan..
Saudaraku..
Sambil kita mencari..
Jangan lupa memperbaiki diri..
Perbaiki kekurangan kita dalam segala hal..
Siapkan dari sisi ruhiyah kita, sisi ekonomi kita, kematangan kita, keilmuan kita
Kalau kita ingin mendapat pasangan yang berkualitas bagus..
Tentunya kita harus berkualitas bagus juga.
“Wanita yang baik-baik..untuk Lelaki yang baik-baik..”
begitulah Allah berfirman dalam (QS ,Surat An-Nuur:26)
Saudaraku..
Cobalah hadapi dengan tersenyum..^_^
Ya..Karena senyuman menghilangkan tegangnya pikiran..
Senyuman itu menggerakkan 17 otot wajah..
Sementara cemberut atau marah membutuhkan tarikan 32 otot wajah(kata seorang dokter)
Tersenyumlah Saudaraku..
Karena senyuman membuat peredaran darah menjadi lebih baik
Karena senyuman membuat hati menjadi lebih ceria..
Karena senyuman warisan Rasulullah.
Karena senyuman adalah sedekah..
Saudaraku..
Jika kita sudah menyikapi kegagalan dengan bijaksana.
Buatlah suatu prestasi indah yang dikenang sejarah
Buatlah dirimu bermanfaat juga buat orang lain..
Buktikanlah..
Bahwa kegagalanmu..malah membuatmu menjadi cambuk..
Cambuk yang akan melejitkan potensi dalam diri..
Membangunkan kita dari tidur lelap.
Membukakan mata hati kita..
Agar lebih arif dan bijak memandang kehidupan.
”TETAPLAH SEMANGAT..YAKINLAH SAUDARAKU..HARAPAN ITU MASIH ADA”
Ibnu AlJauzy:”Jika anda tidak mampu menangkap hikmah,bukan karena hikmah itu tidak ada,namun semua itu diakibatkan kelemahan daya ingat anda sendiri,Anda kemudian harus tahu bahwa para Rajapun memiliki rahasia yang tidak diketahui setiap orang,Bagaimana mungkin anda dengan segala kelemahan ada akan mengungkap seluruh hikmahnya?”
“Ya Allah,Berilah kami kekuatan dalam menjalani lika-liku kehidupan ini.
Limpahkan belas kasih sayang-Mu kepada kami,sehingga kami bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang selalu membawa kebaikan buat kami..”Aamiin Ya Rabb….
Semoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian.
Semoga bermanfaat…
Jumat, 21 Oktober 2011
ISTIKHARAH yuukk...^^
Based on sebuah cerita, ada seorang ukhty agak sensitif dgn kata ISTIKHARAH.:D. Karena baginya, ia merasa belum perlu melakukannya,weiitss...istikharah buat apa dulu nie?? :p
Makanya saya pengen share ttg urgensi istikharah yg ga melulu membahas ttg yg 'itu-itu aja'..:)
Agak geli juga membayangkan respon orang2 sekitar waktu baca note ini. Pasti ada yg lgsg ber'khusnudzon' sm saya...(*Yahh,klo yg ini diamini aja dehh..:p)
Kalau mendengar kata ISTIKHARAH, pasti pikirannya langsung mengarah pada situasi dimana qt dihadapkan pada dua pilihan. Ya kn? Just in case, pilihan prodi kuliah (biasanya pada adik2 pasca lulus SMA, galau pilihan kuliah), pilihan peminatan (ini tentang tmn2 08 d FKM yg galau topik 'skripsweet' masing2), sampai pada memilih calon pasangan hidup (kalau uda ada yg mngajukan diri,:p).
Sebenernya gni tmn2, seorang sahabat saya berkata, istikharah itu tidak hanya sebatas itu. Bukan hanya ketika qt 'terpaksa' dan bimbang ketika memilih 2 hal atau lebih, tp mnurut blio, istikharah tu sangat dianjurkan Nabi SAW, ketika para sahabatnya itu mengalami kegudahan akan sesuatu, jd tidak melulu soal pilihan.:)
Mahfum Hadis:
Dari Jabir ra., ia berkata: "Nabi pernah mengajarkan kepada kami Istikharah dalam berbagai urusan, seperti mengajarkan sebuah surah dalam Al Quran. Kalau seseorang dari kamu menghendaki sesuatu, maka hendaklah ia solat dua rakaat, kemudian berdoa:
“Ya Allah! Aku mohon pemilihan Mu menerusi pengetahuan Mu dan aku mohon kekuatan Mu menerusi kudrat Mu serta aku minta pada Mu sebahagian dari limpah kurnia Mu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau amat berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau amat mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan sesungguhnya Engkau amat mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini adalah baik bagiku dalam urusan agama ku juga dalam urusan penghidupan ku serta natijah pada urusan ku, kini dan akan datang, maka tetapkan lah ia bagi ku dan permudahkanlah ia untukku, serta berkatilah daku padanya. Dan kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini membawa kejahatan kepadaku dalam urusan agamaku, juga dalam urusan penghidupanku dan natijah urusanku, kini dan akan datang, maka elakkanlah ia dariku dan tetapkanlah kebaikan untukku sebagaimana sepatutnya, kemudian jadikanlah daku meredhainya”
(HR Bukhari)
Shalat istikharah dilakukan dalam rangka ingin menjawab kebingungan tentang sebuah pilihan dalam hidup. Jadi, sebenarnya bukan hanya dalam persoalan jodoh saja kita melakukan shalat istikharah, tapi semua hal dalam hidup ini boleh-boleh saja. Ada seorang sahabat Rasulullah yang bahkan hanya untuk menjahit alas kaki yang rusak saja melakukan istikharah.
Maka dari itu,pentingnya Istikharah dalam setiap kegundahan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentu saja akan memberikan yang terbaik untuk kita. Karna sesuatu yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita,begitupun sebaliknya,sesuatu yang kita lihat begitu buruk belum tentu buruk di hadapan Allah,bisa jadi dia adalah yang terbaik menurut Allah.
Istikharah tentu adalah hal yang patut kita kerjakan. Meskipun kita takut akan hasilnya,namun istikharah adalah jalan terbaik dari semua jalan,karna kita menyerahkan dan pasrah atas keputusan yang Allah berikan pada kita.
Jangan takut dengan hasil istikharah,karna dengan istikharahlah kita tahu bahwa ada Allah dengan manajemen yang lebih bagus di bandingkan rencana manusia manapun. Jangan lalaikan istikharah,karna dengannya,kita mencoba mengajak Allah turut mengatur pola hidup kita sehingga kita ada dalam genggaman kepasrahan. Dan Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita. Yakinlah..Dan jauhkan rasa takutmu.
Wallahu 'alam bisshawwaabb...^^
Makanya saya pengen share ttg urgensi istikharah yg ga melulu membahas ttg yg 'itu-itu aja'..:)
Agak geli juga membayangkan respon orang2 sekitar waktu baca note ini. Pasti ada yg lgsg ber'khusnudzon' sm saya...(*Yahh,klo yg ini diamini aja dehh..:p)
Kalau mendengar kata ISTIKHARAH, pasti pikirannya langsung mengarah pada situasi dimana qt dihadapkan pada dua pilihan. Ya kn? Just in case, pilihan prodi kuliah (biasanya pada adik2 pasca lulus SMA, galau pilihan kuliah), pilihan peminatan (ini tentang tmn2 08 d FKM yg galau topik 'skripsweet' masing2), sampai pada memilih calon pasangan hidup (kalau uda ada yg mngajukan diri,:p).
Sebenernya gni tmn2, seorang sahabat saya berkata, istikharah itu tidak hanya sebatas itu. Bukan hanya ketika qt 'terpaksa' dan bimbang ketika memilih 2 hal atau lebih, tp mnurut blio, istikharah tu sangat dianjurkan Nabi SAW, ketika para sahabatnya itu mengalami kegudahan akan sesuatu, jd tidak melulu soal pilihan.:)
Mahfum Hadis:
Dari Jabir ra., ia berkata: "Nabi pernah mengajarkan kepada kami Istikharah dalam berbagai urusan, seperti mengajarkan sebuah surah dalam Al Quran. Kalau seseorang dari kamu menghendaki sesuatu, maka hendaklah ia solat dua rakaat, kemudian berdoa:
“Ya Allah! Aku mohon pemilihan Mu menerusi pengetahuan Mu dan aku mohon kekuatan Mu menerusi kudrat Mu serta aku minta pada Mu sebahagian dari limpah kurnia Mu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau amat berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau amat mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan sesungguhnya Engkau amat mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini adalah baik bagiku dalam urusan agama ku juga dalam urusan penghidupan ku serta natijah pada urusan ku, kini dan akan datang, maka tetapkan lah ia bagi ku dan permudahkanlah ia untukku, serta berkatilah daku padanya. Dan kiranya Engkau mengetahui bahawa perkara ini membawa kejahatan kepadaku dalam urusan agamaku, juga dalam urusan penghidupanku dan natijah urusanku, kini dan akan datang, maka elakkanlah ia dariku dan tetapkanlah kebaikan untukku sebagaimana sepatutnya, kemudian jadikanlah daku meredhainya”
(HR Bukhari)
Shalat istikharah dilakukan dalam rangka ingin menjawab kebingungan tentang sebuah pilihan dalam hidup. Jadi, sebenarnya bukan hanya dalam persoalan jodoh saja kita melakukan shalat istikharah, tapi semua hal dalam hidup ini boleh-boleh saja. Ada seorang sahabat Rasulullah yang bahkan hanya untuk menjahit alas kaki yang rusak saja melakukan istikharah.
Maka dari itu,pentingnya Istikharah dalam setiap kegundahan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentu saja akan memberikan yang terbaik untuk kita. Karna sesuatu yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita,begitupun sebaliknya,sesuatu yang kita lihat begitu buruk belum tentu buruk di hadapan Allah,bisa jadi dia adalah yang terbaik menurut Allah.
Istikharah tentu adalah hal yang patut kita kerjakan. Meskipun kita takut akan hasilnya,namun istikharah adalah jalan terbaik dari semua jalan,karna kita menyerahkan dan pasrah atas keputusan yang Allah berikan pada kita.
Jangan takut dengan hasil istikharah,karna dengan istikharahlah kita tahu bahwa ada Allah dengan manajemen yang lebih bagus di bandingkan rencana manusia manapun. Jangan lalaikan istikharah,karna dengannya,kita mencoba mengajak Allah turut mengatur pola hidup kita sehingga kita ada dalam genggaman kepasrahan. Dan Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita. Yakinlah..Dan jauhkan rasa takutmu.
Wallahu 'alam bisshawwaabb...^^
Sabtu, 10 September 2011
---Kisah Cinta Sejati---
Ali Bin Abi talib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad SAW. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar khabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Wah, bagaimana agaknya perasaan Ali, wanita yang sudah dia inginkan dilamar oleh seseorang yang ilmu agama nya lebih hebat dari dia. Tetapii Ali tetap bekerja dengan giat.
Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali terpegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan ”. Setelah mendengar khabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar khabar kalau Umar Bin Khatab melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaanya? Tapi tak berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khatab ditolak. betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.
Tapi tak lama kesenangan itu kembali pudar Karena terdengar khabar lagi, ternyata Usman bin Affan melamar Fatimah. ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usmantidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi , apa hendak dikata , adakah mahu mengalah
Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, khabar ditolaknya lamaran Usman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh sahabat2 Ali. Kata sahabat nya “pergilah Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi?? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. tunggu apa lagi??? Tunggu yang ke4 kalinya??? baik cepat!!!”
Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad S.W.T dengan tujuan melamar Fatimah, dan sahabat2 nak tau??? LAMARANNYA DITERIMA!!!
Oh rupanya : ternyata memang dari dulu Fatimah sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah,. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saat nya tiba, sampai saatnya ijab Kabul disahkan . Wah..wah.. mereka hebat yaaa (harus kita contohi, sahabat-sahabat ). Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali mendahulukan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.
Yup, sekali lagi, kata-kata ini pasti akan muncul dalam benak sahabat2 >>> “Jodoh memang tidak kemana”. Dari cerita itu, lebih memperjelas lagi kan bahwa “Cinta itu, mengambil kesempatan , atau mempersilakan yang lain”
Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang,namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita, Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta.
Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut disekitar kita saat ini.
Walaupun bukan tidak ada.. barangkali, kita saja yang tidak mengetahuinya.
Dan inilah kisah dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullah. Tentang membingkai perasaan dan bertanggung jawab akan perasaan tersebut.
“Bukan janj-janji”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan sahabat2nya tapi Nabi berkeras agar ia membayar bakinya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
-------------------------------------------------------------------------------
Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, maukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu?"
"Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan.
Rasulullah s.a.w. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai sembahyang, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, 'Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' ini sebanyak tiga puluh tiga kali."
Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah.
Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya sentiasa mengingatiNya.
Jika kamu memelihara dirimu daripada sesuatu perkara yang haram kerana allah diatas wanita kesukaanmu kerana banyak bersabar , insyaAllah hanya dengan izin Allah akan menghalalkannya kepada mu atas kesabaranmu kerana Allah"
>> wallahu 'alam. Smoga bermanfaat...:)
Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali terpegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan ”. Setelah mendengar khabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar khabar kalau Umar Bin Khatab melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaanya? Tapi tak berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khatab ditolak. betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.
Tapi tak lama kesenangan itu kembali pudar Karena terdengar khabar lagi, ternyata Usman bin Affan melamar Fatimah. ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usmantidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi , apa hendak dikata , adakah mahu mengalah
Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, khabar ditolaknya lamaran Usman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh sahabat2 Ali. Kata sahabat nya “pergilah Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi?? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. tunggu apa lagi??? Tunggu yang ke4 kalinya??? baik cepat!!!”
Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad S.W.T dengan tujuan melamar Fatimah, dan sahabat2 nak tau??? LAMARANNYA DITERIMA!!!
Oh rupanya : ternyata memang dari dulu Fatimah sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah,. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saat nya tiba, sampai saatnya ijab Kabul disahkan . Wah..wah.. mereka hebat yaaa (harus kita contohi, sahabat-sahabat ). Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali mendahulukan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.
Yup, sekali lagi, kata-kata ini pasti akan muncul dalam benak sahabat2 >>> “Jodoh memang tidak kemana”. Dari cerita itu, lebih memperjelas lagi kan bahwa “Cinta itu, mengambil kesempatan , atau mempersilakan yang lain”
Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang,namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita, Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta.
Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut disekitar kita saat ini.
Walaupun bukan tidak ada.. barangkali, kita saja yang tidak mengetahuinya.
Dan inilah kisah dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullah. Tentang membingkai perasaan dan bertanggung jawab akan perasaan tersebut.
“Bukan janj-janji”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan sahabat2nya tapi Nabi berkeras agar ia membayar bakinya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
-------------------------------------------------------------------------------
Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, "Puteriku, maukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu?"
"Tentu sekali ya Rasulullah," jawab Siti Fatimah kegirangan.
Rasulullah s.a.w. bersabda, "Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai sembahyang, hendaklah membaca 'Subhanallah' sepuluh kali, 'Alhamdulillah' sepuluh kali dan 'Allahu Akbar' sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca 'Subhanallah', 'Alhamdulillah' dan 'Allahu Akbar' ini sebanyak tiga puluh tiga kali."
Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Siti Fatimah. Semua kerja rumah dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah.
Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya sentiasa mengingatiNya.
Jika kamu memelihara dirimu daripada sesuatu perkara yang haram kerana allah diatas wanita kesukaanmu kerana banyak bersabar , insyaAllah hanya dengan izin Allah akan menghalalkannya kepada mu atas kesabaranmu kerana Allah"
>> wallahu 'alam. Smoga bermanfaat...:)
Sabtu, 02 Juli 2011
S.E.M.P.U.R.N.A
SEMPURNA
by : Gita Gutawa
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
akan slalu memuja-Mu
Disetiap langkahku
Kukan slalu memikirkan diri-Mu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cinta-Mu
*
Janganlah Kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersama-Mu ku akan bisa
**Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh Tuhanku, Engkau begitu
Sempurna.. Sempurna..
Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
*
Janganlah Kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersama-Mu ku akan bisa
**Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh Tuhanku, Engkau begitu
Sempurna.. Sempurna..
>> suka baget lagu nie...^^d
by : Gita Gutawa
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
akan slalu memuja-Mu
Disetiap langkahku
Kukan slalu memikirkan diri-Mu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cinta-Mu
*
Janganlah Kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersama-Mu ku akan bisa
**Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh Tuhanku, Engkau begitu
Sempurna.. Sempurna..
Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
*
Janganlah Kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersama-Mu ku akan bisa
**Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh Tuhanku, Engkau begitu
Sempurna.. Sempurna..
>> suka baget lagu nie...^^d
Sabtu, 28 Mei 2011
PEMIMPIN atau PIMPINAN kah,Anda?
Baru beberapa hari nie, saya dapat mata kuliah LEADERSHIP dr dosen cantik yg digemari tmn2 cowok sekelas saya. Awalnya saya berpikir, "ngapain dikasih materi ini lagi? kn semester kmaren uda?" krn emg kuliah tu diulang kmbali oleh departemen yg berbeda d fakultas saya.
Membicarakan tentang kepemimpinan emg ga akan ada habisnya. Entah dibahas di kuliah, mentoring, halaqah, dan yg lagi ngetrend, di training2 kepemimpinan. Apa lagi tujuannya selain mencetak generasi2 terbaik yg diharapkan bs menjadi seorang pemimpin. Pemimpin kn ad banyak, ga cm scr struktural aj, tp bs jg pemimpin keluarga, atau yg plg kecil bs memimpin dirinya sendiri. That's it!
Tapi semisal dlm struktural, klo smw jd pemimpin, sypa yg jadi bawahannya? Klo smw jd manajer, sypa yg jd staff-nya? Atau bahasa kerennya,klo smw jd qiyadah sypa yg jd jundinya?? :)
Nah, klo gt qt bahas dulu...urgensi pemimpin dan staff!
Pemimpin hendaknya tidak hanya menuntut untuk dipahami dan ditaati oleh para anggotanya, ia harus menjadi bagian atau berempati terhadap kondisi yang dialami oleh para anggotanya. Sesekali membuat kebijakan tanpa terlebih dahulu meminta pendapat para staff, terlebih dalam keadaan mendesak adalah suatu hal yang biasa, tetapi apabila terlalu sering maka hal ini mungkin bisa menimbulkan ‘bencana’ yang luar biasa di organisasi tersebut.
Para pemimpin/manajer hendaknya menyadari bahwa staffnya hanyalah manusia biasa yang punya rasa, mereka butuh bimbingan, perhatian, motivasi, serta penghargaan. Jangan melulu menuntut mereka memenuhi kebijakan yang telah dibuat, sesekali bertanyalah dan mintalah kritikan dari mereka atas kebijakan yang telah dibuat tersebut.
Demikian pula halnya para staff/anggota, harus menyadari bahwa pemimpinnya hanyalah manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan, dan keterbatasan itu menjadi nilai plus bagi staff yg dapay melengkapi kekurangan pemimpinnya. Pemimpin memiliki beban lebih dibanding sekedar anggota. Karena kelak ia akan mempertanggung jawabkan apa-apa yang dipimpinnya. Termasuk, apa yang dilakukan oleh para anggotanya selama ia memimpin. Jangan melulu menuntut untuk diperhatikan oleh pemimpin, sesekali berinisiatif,lah menginformasikan sesuatu tanpa terlebih dahulu diminta atau beramal tanpa menunggu untuk diinstruksikan. Intinya satu sama lain hendaknya membentuk simbiosis mutualisme yang di dasari oleh satu hal yaitu kesamaan visi.
Namun, kali ini saya akan mengajak Anda untuk megetes apakah Anda model Pemimpin atau Pimpinan. Lohh? Emg beda?? Y jelas donk!
‘Pimpinan’ adalah orang yang diberi jabatan dalam suatu institusi formal (pemerintahan, perusahaan, orpol, ormas) melalui semacam surat keputusan oleh eselon yang lebih tinggi di atasnya. Sedangkan 'pemimpin’ artinya orang yang memimpin; sifatnya lebih umum, bisa dalam institusi formal bisa juga dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pemimpin adalah karakter bawaan, sedangkan pimpinan adalah jabatan yang diberikan. Jadi, klo dikerenin bahasanya Pemimpin itu "Unformal Leader" sedangkan Pimpinan adalah "Formal Leader".
Pemimpin biasanya mempunyai karisma (*sama kyk nama teman saya,:p...just kid,brad!) tertentu dalam pembawannya dan akan kekal karismatiknya sampai dia meninggalkan dunia fana, sedangkan pimpinan belum tentu. Pemimpin akan dikenang sepanjang masa, sedangkan pimpinan mungkin hanya dikenang bawahannya ketika periode dia memimpin. Pemimpin selalu dirindukan, tetapi pimpinan tergantung bagaimana dia memimpin. Memimpin apa yang diamanahkan kepadanya.
Pemimpin adalah Takdir dan anugerah yang telah diberikan oleh sang pencipta di social communicty karena telah dibekali Ilmu yang bermamfaat dan tidak terbatas pada buku-buku dikarang oleh manusia. Tindakan pemimpin adalah sebagai penyeimbang didalam mengambil keputusan dan menentukan prioritas utama sebagai kebijakan untuk kepentingan bersama diatas aturan-aturan yang telah dibuat sebagai by pass.
Seorang pemimpin sejati biasanya memiliki watak kepemimpinan sejak terlahir (given).
Seorang pemimpin itu memiliki watak kepemimpinan (leadership) alami. Dimanapun dia berada dalam suatu kegiatan kelompok, naluri kepemimpinannya selalu jalan. Dia sangat intuitif. Dia selalu berusaha tampil memimpin dan mengerjakan hal-hal yang menurutnya benar. Makanya ada yang mengatakan beda antara pemimpin dan pimpinan itu adalah: pemimpin mengerjakan hal-hal yang benar, sedangkan pimpinan mengerjakan sesuatu dengan benar. "Leaders do right things, managers do things right".
Beberapa sifat menonjol pada diri seorang pemimpin sejati: karismatik, berpendirian teguh, berani mengambil resiko (karena teguh pendirian), berorientasi pada orang banyak (people oriented), mampu mengorganisir dan mengendalikan massa dalam jumlah banyak, piawai berpidato di depan publik, pandai berdiplomasi, visioner, serta memiliki insting peka dalam mengambil keputusan.
Nah,bagaimana dengan pimpinan? Sumber daya apa saja yang dikelola oleh seorang pimpinan? Tergantung karakteristik bisnis di tempat dia bekerja. Kalau di pabrik, sumber daya yang dikelolanya antara lain sumber daya manusia (SDM), sumber daya keuangan, sumber daya kapital (mesin industri), sumber daya bahan baku (bisa sumber daya alam, jika industrinya berbasis sumber daya alam), dan berbagai sumber daya pendukung lainnya. Kalau di instansi jasa seperti asuransi dan perbankan tentunya sumber daya yang dominan adalah SDM, keuangan, dan sumber daya pendukung seperti teknologi informasi (IT).
Apa tugas pimpinan sehari-hari? Sesuai dengan definisi yang saya tawarkan di atas, seorang pimpinan itu mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
eorang pimpinan dituntut visioner, artinya memiliki pandangan ke depan. Dia harus tahu apa saja kendala yang mungkin terjadi untuk setiap alternatif keputusan yang akan diambilnya. Sedapat mungkin yang namanya kendala itu bisa dihindarkan jauh hari, sehingga tidak sempat mengganggu proses bisnis. Jika seorang pimpinan tidak visioner, tak ubahnya sama saja dengan melakukan pekerjaan klerikal. Disinilah dituntut kemampuan perencanaan (planning) agar proses bisnis yang dijalankannya makin hari makin bertambah baik tingkat kompetensinya.
Pimpinan juga mesti kreatif dan inovatif, penuh dengan ide-ide dan terobosan baru agar suasana kerja di dalam divisinya bergairah – tidak membosankan, sehingga tidak terjadi idle capacity atau ‘pengangguran terselubung’ di jajaran SDM yang berada di bawahnya.
Dunia senantiasa berubah. Orang bijak mengatakan, “Tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri.” Maka seorang pimpinan yang pro status quo atau yang hanya bermain di zona nyaman (comfort zone) bukanlah tipe pimpinan yang ideal. Tidak akan dinamis organisasi tersebut jika pimpinan tak 'dipersenjatai' dgn hal ini.
Namun apakah yg terjadi pada pimpinan-pimpinan kita disini? masih banyak yg terkungkung dengan kepentingan pribadi dalam menjalankan visi bersama. Dan banyak yg ingin memimpin tapi sebenarnya kapasitasnya jauh dari itu. "Want to be something but do nothing". Akibatnya proses pembangunan berjalan lamban dan malahan banyak yang salah arah (misleading).
Then, ngomongin tentang Kepemimpinan sendiri. How?
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.(*dalam wikipedia Indonesia)
Nah, bagaimana ciri-ciri pemimpin itu?
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Bagaimana memimpin yang efektif?
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru, apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya,lho y?). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
And then so...Siapakah Anda? Pemimpin atau Pimpinan??
Smoga ulasan diatas dapat meningkatkan pemahaman qt...
Wallahu a'lam bisshawwabb...
Membicarakan tentang kepemimpinan emg ga akan ada habisnya. Entah dibahas di kuliah, mentoring, halaqah, dan yg lagi ngetrend, di training2 kepemimpinan. Apa lagi tujuannya selain mencetak generasi2 terbaik yg diharapkan bs menjadi seorang pemimpin. Pemimpin kn ad banyak, ga cm scr struktural aj, tp bs jg pemimpin keluarga, atau yg plg kecil bs memimpin dirinya sendiri. That's it!
Tapi semisal dlm struktural, klo smw jd pemimpin, sypa yg jadi bawahannya? Klo smw jd manajer, sypa yg jd staff-nya? Atau bahasa kerennya,klo smw jd qiyadah sypa yg jd jundinya?? :)
Nah, klo gt qt bahas dulu...urgensi pemimpin dan staff!
Pemimpin hendaknya tidak hanya menuntut untuk dipahami dan ditaati oleh para anggotanya, ia harus menjadi bagian atau berempati terhadap kondisi yang dialami oleh para anggotanya. Sesekali membuat kebijakan tanpa terlebih dahulu meminta pendapat para staff, terlebih dalam keadaan mendesak adalah suatu hal yang biasa, tetapi apabila terlalu sering maka hal ini mungkin bisa menimbulkan ‘bencana’ yang luar biasa di organisasi tersebut.
Para pemimpin/manajer hendaknya menyadari bahwa staffnya hanyalah manusia biasa yang punya rasa, mereka butuh bimbingan, perhatian, motivasi, serta penghargaan. Jangan melulu menuntut mereka memenuhi kebijakan yang telah dibuat, sesekali bertanyalah dan mintalah kritikan dari mereka atas kebijakan yang telah dibuat tersebut.
Demikian pula halnya para staff/anggota, harus menyadari bahwa pemimpinnya hanyalah manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan, dan keterbatasan itu menjadi nilai plus bagi staff yg dapay melengkapi kekurangan pemimpinnya. Pemimpin memiliki beban lebih dibanding sekedar anggota. Karena kelak ia akan mempertanggung jawabkan apa-apa yang dipimpinnya. Termasuk, apa yang dilakukan oleh para anggotanya selama ia memimpin. Jangan melulu menuntut untuk diperhatikan oleh pemimpin, sesekali berinisiatif,lah menginformasikan sesuatu tanpa terlebih dahulu diminta atau beramal tanpa menunggu untuk diinstruksikan. Intinya satu sama lain hendaknya membentuk simbiosis mutualisme yang di dasari oleh satu hal yaitu kesamaan visi.
Namun, kali ini saya akan mengajak Anda untuk megetes apakah Anda model Pemimpin atau Pimpinan. Lohh? Emg beda?? Y jelas donk!
‘Pimpinan’ adalah orang yang diberi jabatan dalam suatu institusi formal (pemerintahan, perusahaan, orpol, ormas) melalui semacam surat keputusan oleh eselon yang lebih tinggi di atasnya. Sedangkan 'pemimpin’ artinya orang yang memimpin; sifatnya lebih umum, bisa dalam institusi formal bisa juga dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pemimpin adalah karakter bawaan, sedangkan pimpinan adalah jabatan yang diberikan. Jadi, klo dikerenin bahasanya Pemimpin itu "Unformal Leader" sedangkan Pimpinan adalah "Formal Leader".
Pemimpin biasanya mempunyai karisma (*sama kyk nama teman saya,:p...just kid,brad!) tertentu dalam pembawannya dan akan kekal karismatiknya sampai dia meninggalkan dunia fana, sedangkan pimpinan belum tentu. Pemimpin akan dikenang sepanjang masa, sedangkan pimpinan mungkin hanya dikenang bawahannya ketika periode dia memimpin. Pemimpin selalu dirindukan, tetapi pimpinan tergantung bagaimana dia memimpin. Memimpin apa yang diamanahkan kepadanya.
Pemimpin adalah Takdir dan anugerah yang telah diberikan oleh sang pencipta di social communicty karena telah dibekali Ilmu yang bermamfaat dan tidak terbatas pada buku-buku dikarang oleh manusia. Tindakan pemimpin adalah sebagai penyeimbang didalam mengambil keputusan dan menentukan prioritas utama sebagai kebijakan untuk kepentingan bersama diatas aturan-aturan yang telah dibuat sebagai by pass.
Seorang pemimpin sejati biasanya memiliki watak kepemimpinan sejak terlahir (given).
Seorang pemimpin itu memiliki watak kepemimpinan (leadership) alami. Dimanapun dia berada dalam suatu kegiatan kelompok, naluri kepemimpinannya selalu jalan. Dia sangat intuitif. Dia selalu berusaha tampil memimpin dan mengerjakan hal-hal yang menurutnya benar. Makanya ada yang mengatakan beda antara pemimpin dan pimpinan itu adalah: pemimpin mengerjakan hal-hal yang benar, sedangkan pimpinan mengerjakan sesuatu dengan benar. "Leaders do right things, managers do things right".
Beberapa sifat menonjol pada diri seorang pemimpin sejati: karismatik, berpendirian teguh, berani mengambil resiko (karena teguh pendirian), berorientasi pada orang banyak (people oriented), mampu mengorganisir dan mengendalikan massa dalam jumlah banyak, piawai berpidato di depan publik, pandai berdiplomasi, visioner, serta memiliki insting peka dalam mengambil keputusan.
Nah,bagaimana dengan pimpinan? Sumber daya apa saja yang dikelola oleh seorang pimpinan? Tergantung karakteristik bisnis di tempat dia bekerja. Kalau di pabrik, sumber daya yang dikelolanya antara lain sumber daya manusia (SDM), sumber daya keuangan, sumber daya kapital (mesin industri), sumber daya bahan baku (bisa sumber daya alam, jika industrinya berbasis sumber daya alam), dan berbagai sumber daya pendukung lainnya. Kalau di instansi jasa seperti asuransi dan perbankan tentunya sumber daya yang dominan adalah SDM, keuangan, dan sumber daya pendukung seperti teknologi informasi (IT).
Apa tugas pimpinan sehari-hari? Sesuai dengan definisi yang saya tawarkan di atas, seorang pimpinan itu mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
eorang pimpinan dituntut visioner, artinya memiliki pandangan ke depan. Dia harus tahu apa saja kendala yang mungkin terjadi untuk setiap alternatif keputusan yang akan diambilnya. Sedapat mungkin yang namanya kendala itu bisa dihindarkan jauh hari, sehingga tidak sempat mengganggu proses bisnis. Jika seorang pimpinan tidak visioner, tak ubahnya sama saja dengan melakukan pekerjaan klerikal. Disinilah dituntut kemampuan perencanaan (planning) agar proses bisnis yang dijalankannya makin hari makin bertambah baik tingkat kompetensinya.
Pimpinan juga mesti kreatif dan inovatif, penuh dengan ide-ide dan terobosan baru agar suasana kerja di dalam divisinya bergairah – tidak membosankan, sehingga tidak terjadi idle capacity atau ‘pengangguran terselubung’ di jajaran SDM yang berada di bawahnya.
Dunia senantiasa berubah. Orang bijak mengatakan, “Tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri.” Maka seorang pimpinan yang pro status quo atau yang hanya bermain di zona nyaman (comfort zone) bukanlah tipe pimpinan yang ideal. Tidak akan dinamis organisasi tersebut jika pimpinan tak 'dipersenjatai' dgn hal ini.
Namun apakah yg terjadi pada pimpinan-pimpinan kita disini? masih banyak yg terkungkung dengan kepentingan pribadi dalam menjalankan visi bersama. Dan banyak yg ingin memimpin tapi sebenarnya kapasitasnya jauh dari itu. "Want to be something but do nothing". Akibatnya proses pembangunan berjalan lamban dan malahan banyak yang salah arah (misleading).
Then, ngomongin tentang Kepemimpinan sendiri. How?
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.(*dalam wikipedia Indonesia)
Nah, bagaimana ciri-ciri pemimpin itu?
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.[3] Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Bagaimana memimpin yang efektif?
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru, apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya,lho y?). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
And then so...Siapakah Anda? Pemimpin atau Pimpinan??
Smoga ulasan diatas dapat meningkatkan pemahaman qt...
Wallahu a'lam bisshawwabb...
Rabu, 18 Mei 2011
Lagu-Lagu Tashiru...so Nice to Listen!!
Kembali
(*by Tashiru)
Harapan dari setiap insan kesenangan serta ketenangan
Menjalani hidup ini tanpa ada cobaan
Sayang harapan itu tak pasti krn cobaan pasti terjadi
Tuk menguji sabar diri dan ketaqwaan
Akankah kita tetap tegar
Menjalaninya dengan keikhlasan
Ataukah terjerumus ke dalam keputusasaan
Katakanlah kali ini adalah milikNyaa Allah
Yang akan kembali kepadaNya kapan dan dimana saja
Dan berdoalah mohon ampunan dari smua kesalahan
Agar mendapat keridloan dan pertolongan
Dalam ujian…
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiada Kata Terucap
(*by Tashiru)
Sungguh indahnya akhlakmu begitu mempesona
Cintamu, kasihmu untuk seluruh umatmu
Tiada kata yang terucap satu dalam hatiku
Tuk slalu ikuti langkah perjuanganmu
Tiada pernah lelah memikirkan umat
Ingkarkah atau dalam ibadah
Dapatkah kuteladani luhur budi pekerti
Tegarnya hatimu menegakkan islammu
Tiada kata yang terucap satu dalam doaq
dambaku shalawat slalu atas dirimu
Tiada pernah lelah memikirkan umat
Ingkarkah atau dalam ibadah
Reff :Tuhan kumohon padaMu
Curahan rahmatMu dalam setiap masa usia
Tuhan indahkan akhlakku seperti indahnya
Akhlak kekasihMu yang mulia
Tiada pernah lelah memikirkan umat
Ingkarkah atau dalam ibadah
(*by Tashiru)
Harapan dari setiap insan kesenangan serta ketenangan
Menjalani hidup ini tanpa ada cobaan
Sayang harapan itu tak pasti krn cobaan pasti terjadi
Tuk menguji sabar diri dan ketaqwaan
Akankah kita tetap tegar
Menjalaninya dengan keikhlasan
Ataukah terjerumus ke dalam keputusasaan
Katakanlah kali ini adalah milikNyaa Allah
Yang akan kembali kepadaNya kapan dan dimana saja
Dan berdoalah mohon ampunan dari smua kesalahan
Agar mendapat keridloan dan pertolongan
Dalam ujian…
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiada Kata Terucap
(*by Tashiru)
Sungguh indahnya akhlakmu begitu mempesona
Cintamu, kasihmu untuk seluruh umatmu
Tiada kata yang terucap satu dalam hatiku
Tuk slalu ikuti langkah perjuanganmu
Tiada pernah lelah memikirkan umat
Ingkarkah atau dalam ibadah
Dapatkah kuteladani luhur budi pekerti
Tegarnya hatimu menegakkan islammu
Tiada kata yang terucap satu dalam doaq
dambaku shalawat slalu atas dirimu
Tiada pernah lelah memikirkan umat
Ingkarkah atau dalam ibadah
Reff :Tuhan kumohon padaMu
Curahan rahmatMu dalam setiap masa usia
Tuhan indahkan akhlakku seperti indahnya
Akhlak kekasihMu yang mulia
Tiada pernah lelah memikirkan umat
Ingkarkah atau dalam ibadah
Rabu, 11 Mei 2011
Evaluasi bagi para pengkader...
Apa artinya seorang kader, yaitu orang yang diharapkan kelak akan menjaga kelangsungan hidup sebuah organisasi? Apa makna diri seorang kader, bagi orang yang mengharapkan? Bukankah kita berharap ia eksis, baik ketika dibutuhkan ataupun tidak. Ia ada karena ia mencintai keberadaannya bersama kita. Itulah kader harapan. Namun, apa makna keberadaannya? Jangan mengelak. Kita bahkan sering tidak mempedulikan dan seolah lupa kalau ia ada dan juga memiliki harapan pada kita.
Kategorisasi Sosial dan Prasangka
Ketika bertemu seseorang, kita tak akan pernah lepas dari menilai orang itu. Ini adalah hukum alam. Ketika kita ”menggodok” seorang kader dengan tugas-tugas, kita tidak akan pernah tidak menilai kinerjanya. Sayang sekali, kebanyakan dari para pengkader hanya melihat dari sisi kinerja untuk menentukan apakah seorang kader layak diharapkan atau tidak. Kita mulai memposisi-posisikan mereka dalam suatu struktur organisasi khayalan; si A akan di sini dan si B akan di situ, dan sebagainya. Kita meyakini dalam hati si A akan terus bertahan karena kaderisasi kita. Namun, ketika kita memiliki perasaan bahwa si B ”kurang” berguna, mungkin yang muncul dalam hati adalah perasaan meremehkan, ”Kalau dia, tidak di sini pun tidak mengapa. Masih ada yang lain.”
Ketika kita sudah menilai dan meyakini penilaian kita, tak lama lagi kita akan mulai mengelompokkan kader-kader. Inilah yang sering menjadi kesalahan utama kita dalam hubungan kita dengan manusia.
Ketika kategorisasi ini merebak, hubungan antarindividu tidak akan harmonis. Kategorisasi ini akhirnya ia akan mempengaruhi sebagian besar perasaan dan perilaku kita sebagai pengkader. Kategorisasi ini dapat muncul dari evaluasi kita terhadap individu, terutama ketika, mungkin secara tidak sadar, kita menekankan adanya kesamaan yang dapat berupa kesamaan fisik (berjilbab atau tidak, berjilbab besar atau tidak, penampilannya lumayan seperti kita atau tidak dan sebagainya), kesamaan budaya (yang satu ini riskan sekali menimbulkan konflik, apakah ia orang yang keras, atau mudah diatur, dia agak kasar, dia pendiam, tempat asal kami sama, dan sebagainya), kesamaan pandangan, pemahaman dan ideologi.
Perbedaan adalah suatu kepastian, seperti dalam firman Allah SWT:
”Hai, manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenal-mengenal...” dalam QS Al Hujurat: 13.
Sayang, bagi sebagian orang dari kita, perbedaan ini sulit diterima karena mungkin menyangkut kepentingan tertentu. Padahal, ketika Islam telah di-Ridhai Allah SWT sebagai agama dan ditetapkan pula bahwa setiap muslim adalah bersaudara, setiap perbedaan seharusnya melebur dalam satu substansi bahwa kita bergerak bersama-sama di jalan Allah.
Namun, banyak dari kita yang masih tidak dapat menerima perilaku yang kurang mengenakkan dari seorang kader karena kita tidak berusaha memahami bagaimana budaya yang membentuknya demikian. Mungkin dalam suatu kasus, kita tak dapat menerima perilaku kader yang keras, sok tahu, atau terlalu percaya diri dan berani, yang membuat kita tidak suka padanya. Perasaan tidak suka itu menumbuhkan streotipe pada diri kader. Padahal, yang mungkin penting adalah bagaimana kita pengkader membimbingnya agar dapat beradaptasi dengan budaya mayoritas tanpa membuat dirinya benar-benar kehilangan identitas, bukannya semakin mempermasalahkan masalah remeh soal ketidaknyamanan perilaku sehingga kita melupakan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam tubuh organisasi.
Kebencian menuju Ketidakadilan
Pikiran negatif, seperti yang dikelaskan di atas, akan mempermudah kita berprasangka pada diri kader. Allah SWT memperingatkan kita dalam QS Al Hujurat: 12.
”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangkan itu adalah dosa...”
Prasangka adalah persepsi negatif pada orang lain dan prasangka dapat menimbulkan sikap negatif pada orang itu sebagai wujud ketiadaan toleransi. Allah SWT kembali memperingatkan kita dalam QS Al Maidah: 8.
”... Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa...”
Adil tidak hanya berarti kuantitas yang diberikan sama, tetapi juga kualitas. Ketika dua orang sama-sama salah, jangan sampai pada orang yang kita sukai kita memarahinya ”baik-baik”, tetapi pada orang yang kita tidak suka, kita marah sesuka kita lantaran kebencian kita padanya. Niat ”ucapan tegas” kita bukan lagi untuk mengingatkan dan meluruskan dia, tetapi mungkin untuk membuatnya benar-benar jatuh, malu, meminta maaf, dan tahu diri.
Kader Juga Manusia: Punya Hati dan Harapan
Mahasuci Allah yang Maha Membolak-balikkan Hati. Kader adalah anugrah bagi sebuah organisasi, terutama organisasi yang bergerak demi dakwah di jalan-Nya. Tanpa kader, dakwah akan mati; tetapi dakwah tak akan mati karena para penerus perjuangan akan selalu ada, berapapun banyaknya.
Masalah besar yang dihadapi seluruh organisasi dakwah adalah kita kehabisan kader. Mungkin bukan habis dalam arti jumlah atau kuantitas (setiap lowongan dalam struktur syukur masih dapat terisi) walaupun mungkin ada pula yang memang miskin kader, tetapi habis dalam kualitas. Satu istilah yang akrab di telinga para pengkader tentunya: Seleksi Alam.
Seberapa banyak dari para pengkader yang sadar bahwa kader dakwah adalah manusia pilihan yang diseleksi oleh Allah? Allah-lah yang berhak menyeleksi dan memberi petunjuk pada kawan-kawan baru harapan kita, para kader, yang awalnya datang kepada kita dengan berbagai motivasi yang mungkin kata ”dakwah” tidak pernah ada di kamus hidup mereka. Mereka mungkin datang dengan motivasi ingin mendapatkan pengalaman organisasi, mendapat teman baru, mengembangkan potensi diri dalam berkreasi, bergabung karena ajakan teman, ingin belajar lebih banyak tentang Islam dan sebagainya. Mereka punya harapan, dan pengkader juga punya harapan. Kita sama-sama manusia. Jangan sangka hanya kita yang kecewa pada mereka ketika harapan kita tidak tercapai. Mereka juga punya rasa kecewa pada kita ketika harapan mereka tidak tercapai. Jangan sangka hanya kita yang merasa kader mulai menjauh. Mereka juga punya mata, telinga dan hati untuk merasa bahwa ada sebagian dari kita yang memandang mereka sebelah mata, kehangatan yang tidak sama pada setiap kader, kedekatan yang tidak sama, pemberian kesempatan terlibat yang tidak sama. Itu cukup menjatuhkan harga diri dan kepercayaan diri kader untuk tetap bertahan dalam organisasi.
Apakah mereka akan berteriak menyuarakan frustasi mereka? Kebanyakan tidak. Mungkin mereka akan menangis diam-diam atau kemudian mereka akan mundur teratur tidak mengaktifkan diri lagi dan di masa selanjutnya mereka bilang, ”Aku pergi.” Mereka mungkin belum merasakan indah dan beratnya dakwah yang sebenarnya, mereka sudah merasakan beratnya untuk ada bersama dengan kita.
Ketika kader kita pergi karena begitu banyak sebab, mungkin saat itulah kita menyadari bahwa jumlah pejuang dakwah kita begitu sedikit. Satu per satu terseleksi karena berbagai sebab. Mahasuci Allah yang Maha Membolak-balikkan Hati.
Ketika kader kita pergi, mungkinkah kita cenderung memaklumi, ”Oh, dia memang tidak ingin fokus di sini.” Ketika kita membentuk lagi kepengurusan, mungkin ada yang bilang, ”Si A tidak mau ikut lagi.” Lalu kita hanya bilang, ”Dakwah memang tidak bisa dipaksakan, menjalankannya juga tidak bisa dipaksakan.”
Ketika kader kita pergi, mungkinkah kita menganggap mereka pergi lebih karena alasan situasional? Pernahkah kita memikirkan bahwa alasan mereka pergi adalah kita? Kita takut mengakui bahwa kita berbuat salah pada orang ”di bawah kita”. Seberapa banyak permintaan maaf kita kepada mereka? Apakah hanya di Hari Idul Fitri? Di akhir kepengurusan?
Karena dakwah adalah bermanfaat. Karena dakwah bukan untuk dipaksakan...
>>>wallahu'alam bisshowwabb...
Kategorisasi Sosial dan Prasangka
Ketika bertemu seseorang, kita tak akan pernah lepas dari menilai orang itu. Ini adalah hukum alam. Ketika kita ”menggodok” seorang kader dengan tugas-tugas, kita tidak akan pernah tidak menilai kinerjanya. Sayang sekali, kebanyakan dari para pengkader hanya melihat dari sisi kinerja untuk menentukan apakah seorang kader layak diharapkan atau tidak. Kita mulai memposisi-posisikan mereka dalam suatu struktur organisasi khayalan; si A akan di sini dan si B akan di situ, dan sebagainya. Kita meyakini dalam hati si A akan terus bertahan karena kaderisasi kita. Namun, ketika kita memiliki perasaan bahwa si B ”kurang” berguna, mungkin yang muncul dalam hati adalah perasaan meremehkan, ”Kalau dia, tidak di sini pun tidak mengapa. Masih ada yang lain.”
Ketika kita sudah menilai dan meyakini penilaian kita, tak lama lagi kita akan mulai mengelompokkan kader-kader. Inilah yang sering menjadi kesalahan utama kita dalam hubungan kita dengan manusia.
Ketika kategorisasi ini merebak, hubungan antarindividu tidak akan harmonis. Kategorisasi ini akhirnya ia akan mempengaruhi sebagian besar perasaan dan perilaku kita sebagai pengkader. Kategorisasi ini dapat muncul dari evaluasi kita terhadap individu, terutama ketika, mungkin secara tidak sadar, kita menekankan adanya kesamaan yang dapat berupa kesamaan fisik (berjilbab atau tidak, berjilbab besar atau tidak, penampilannya lumayan seperti kita atau tidak dan sebagainya), kesamaan budaya (yang satu ini riskan sekali menimbulkan konflik, apakah ia orang yang keras, atau mudah diatur, dia agak kasar, dia pendiam, tempat asal kami sama, dan sebagainya), kesamaan pandangan, pemahaman dan ideologi.
Perbedaan adalah suatu kepastian, seperti dalam firman Allah SWT:
”Hai, manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenal-mengenal...” dalam QS Al Hujurat: 13.
Sayang, bagi sebagian orang dari kita, perbedaan ini sulit diterima karena mungkin menyangkut kepentingan tertentu. Padahal, ketika Islam telah di-Ridhai Allah SWT sebagai agama dan ditetapkan pula bahwa setiap muslim adalah bersaudara, setiap perbedaan seharusnya melebur dalam satu substansi bahwa kita bergerak bersama-sama di jalan Allah.
Namun, banyak dari kita yang masih tidak dapat menerima perilaku yang kurang mengenakkan dari seorang kader karena kita tidak berusaha memahami bagaimana budaya yang membentuknya demikian. Mungkin dalam suatu kasus, kita tak dapat menerima perilaku kader yang keras, sok tahu, atau terlalu percaya diri dan berani, yang membuat kita tidak suka padanya. Perasaan tidak suka itu menumbuhkan streotipe pada diri kader. Padahal, yang mungkin penting adalah bagaimana kita pengkader membimbingnya agar dapat beradaptasi dengan budaya mayoritas tanpa membuat dirinya benar-benar kehilangan identitas, bukannya semakin mempermasalahkan masalah remeh soal ketidaknyamanan perilaku sehingga kita melupakan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam tubuh organisasi.
Kebencian menuju Ketidakadilan
Pikiran negatif, seperti yang dikelaskan di atas, akan mempermudah kita berprasangka pada diri kader. Allah SWT memperingatkan kita dalam QS Al Hujurat: 12.
”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangkan itu adalah dosa...”
Prasangka adalah persepsi negatif pada orang lain dan prasangka dapat menimbulkan sikap negatif pada orang itu sebagai wujud ketiadaan toleransi. Allah SWT kembali memperingatkan kita dalam QS Al Maidah: 8.
”... Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa...”
Adil tidak hanya berarti kuantitas yang diberikan sama, tetapi juga kualitas. Ketika dua orang sama-sama salah, jangan sampai pada orang yang kita sukai kita memarahinya ”baik-baik”, tetapi pada orang yang kita tidak suka, kita marah sesuka kita lantaran kebencian kita padanya. Niat ”ucapan tegas” kita bukan lagi untuk mengingatkan dan meluruskan dia, tetapi mungkin untuk membuatnya benar-benar jatuh, malu, meminta maaf, dan tahu diri.
Kader Juga Manusia: Punya Hati dan Harapan
Mahasuci Allah yang Maha Membolak-balikkan Hati. Kader adalah anugrah bagi sebuah organisasi, terutama organisasi yang bergerak demi dakwah di jalan-Nya. Tanpa kader, dakwah akan mati; tetapi dakwah tak akan mati karena para penerus perjuangan akan selalu ada, berapapun banyaknya.
Masalah besar yang dihadapi seluruh organisasi dakwah adalah kita kehabisan kader. Mungkin bukan habis dalam arti jumlah atau kuantitas (setiap lowongan dalam struktur syukur masih dapat terisi) walaupun mungkin ada pula yang memang miskin kader, tetapi habis dalam kualitas. Satu istilah yang akrab di telinga para pengkader tentunya: Seleksi Alam.
Seberapa banyak dari para pengkader yang sadar bahwa kader dakwah adalah manusia pilihan yang diseleksi oleh Allah? Allah-lah yang berhak menyeleksi dan memberi petunjuk pada kawan-kawan baru harapan kita, para kader, yang awalnya datang kepada kita dengan berbagai motivasi yang mungkin kata ”dakwah” tidak pernah ada di kamus hidup mereka. Mereka mungkin datang dengan motivasi ingin mendapatkan pengalaman organisasi, mendapat teman baru, mengembangkan potensi diri dalam berkreasi, bergabung karena ajakan teman, ingin belajar lebih banyak tentang Islam dan sebagainya. Mereka punya harapan, dan pengkader juga punya harapan. Kita sama-sama manusia. Jangan sangka hanya kita yang kecewa pada mereka ketika harapan kita tidak tercapai. Mereka juga punya rasa kecewa pada kita ketika harapan mereka tidak tercapai. Jangan sangka hanya kita yang merasa kader mulai menjauh. Mereka juga punya mata, telinga dan hati untuk merasa bahwa ada sebagian dari kita yang memandang mereka sebelah mata, kehangatan yang tidak sama pada setiap kader, kedekatan yang tidak sama, pemberian kesempatan terlibat yang tidak sama. Itu cukup menjatuhkan harga diri dan kepercayaan diri kader untuk tetap bertahan dalam organisasi.
Apakah mereka akan berteriak menyuarakan frustasi mereka? Kebanyakan tidak. Mungkin mereka akan menangis diam-diam atau kemudian mereka akan mundur teratur tidak mengaktifkan diri lagi dan di masa selanjutnya mereka bilang, ”Aku pergi.” Mereka mungkin belum merasakan indah dan beratnya dakwah yang sebenarnya, mereka sudah merasakan beratnya untuk ada bersama dengan kita.
Ketika kader kita pergi karena begitu banyak sebab, mungkin saat itulah kita menyadari bahwa jumlah pejuang dakwah kita begitu sedikit. Satu per satu terseleksi karena berbagai sebab. Mahasuci Allah yang Maha Membolak-balikkan Hati.
Ketika kader kita pergi, mungkinkah kita cenderung memaklumi, ”Oh, dia memang tidak ingin fokus di sini.” Ketika kita membentuk lagi kepengurusan, mungkin ada yang bilang, ”Si A tidak mau ikut lagi.” Lalu kita hanya bilang, ”Dakwah memang tidak bisa dipaksakan, menjalankannya juga tidak bisa dipaksakan.”
Ketika kader kita pergi, mungkinkah kita menganggap mereka pergi lebih karena alasan situasional? Pernahkah kita memikirkan bahwa alasan mereka pergi adalah kita? Kita takut mengakui bahwa kita berbuat salah pada orang ”di bawah kita”. Seberapa banyak permintaan maaf kita kepada mereka? Apakah hanya di Hari Idul Fitri? Di akhir kepengurusan?
Karena dakwah adalah bermanfaat. Karena dakwah bukan untuk dipaksakan...
>>>wallahu'alam bisshowwabb...
Selasa, 10 Mei 2011
Peran Koordinator Akhwat
Apa peran strategis seorang korwat dalam sebuah departemen atau kepanitiaan ? terkadang di kampus kami korwat tampak hanya sebagi “penyampai pesan” saja dari ikhwan ke akhwat.
Menurut saya “akhwat mempunyai kekhasan tersendiri, oleh karena itu perlu peran serta lingkup yang luas dari pengelolaan muslimah”. Statement inilah yang membuat saya menaikkan posisi sektor muslimah yang tahun lalu “hanya” selevel divisi, saat ini menjadi sektor yang langsung dibawah koordinasi saya sebagai ketua LDK. Memang setelah mengamati langsung selama 3 tahun di kampus, muslimah mempunyai keunikan tersendiri dalam lingkup dakwah kampus ini.
Terkait peran fungsi dan posisi seorang koordinator akhwat, saya mewawancarai khusus korwat Departemen Manajemen Sumber Daya Anggota (MSDA) Nuri Trianti dan korwat departemen ekonomi Dina Rachmi untuk melengkapi pandangan saya terhadap pertanyaan ini. Dalam organisasi dakwah kampus, kita mengenal istilah korwat untuk mendampingi seorang kadept dalam sebuah departemen. Saya pun bertanya pada awalnya,”sebenarnya apa sih peran korwat ? apakah hanya sebagai notulen dan mem-forward pesan ke anggota muslimah yang lain?”
“tidak !!”, begitulah jawaban dua korwat tersebut. Peran korwat jauh lebih besar dari itu. Korwat berperan sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan departemen dan sebagai penjaga nilai dari sebuah departemen. Terutama dalam kondisi dakwah kampus yang menjaga nilai adab antara muslim dan muslimah. Selain itu muslimah membutuhkan pendekatan khusus dalam berdakwah, sehingga metoda “cuek” dan “terlalu rasional” pria terkadang tidak cocok, dibutuhkan pendekatan “hati ke hati” terhadap kader muslimah, dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang korwat.
Sejauh pemahaman saya dan disempurnakan oleh hasil diskusi dengan dua korwat berpengalaman ini, saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang menjadi peran strategis utama yang hanya bisa dilakukan oleh korwat.
Managerial
Peran strategis pertama adalah me-manage atau mengatur dan memimpin para muslimah dalam sebuah departemen atau kepanitiaan. Mengkoordinir muslimah, begitulah peran pertamanya. Bagaimana seorang korwat bisa mengetahui dengan dalam setiap individu muslimah dalam tim serta membimbing mereka agar produktifitas dakwah berjalan. Biasanya dalam kondisi butuh keputusan mendesak, dibuat dua forum dalam sebuah tim, dibagi berdasarkan gender. Dan korwat lah yang memimpin para muslimah ini. Ia pula yang diharapkan dapat sebagai tempat curhat bagi para muslimah yang berada dalam tim, ia yang selalu memberi motivasi dan memberi ucapan selamat atas keberhasilan kepada para muslimah.
Upgrading
Meningkatkan kapasitas internal setiap anggota tim yang muslimah. Korwat berperan sebagai guru yang memberikan pengetahuan , pengalaman dan saran agar para muslimah dapat menjalankan beban dakwah yang ada dengan baik. Peningkatan kemampuan internal ini adalah bagian dari kaderisasi departemen yang memang harus dilakukan. Harapannya dalam kaderisasi ini seorang korwat dapat membentuk calon penggantinya di kemudian hari.
Controlling
Memantau kesehatan dan kebahagiaan kader muslimah dalam menjalankan amanah dakwah. Kesehatan yang dimaksud terkait dua hal, kesehatan fisik yang dipengaruhi oleh asupan gizi, lama waktu istirahat dan olahraga yang dijalankan. Serta kesehatan ruhiyah yang dipengaruhi oleh ibadah yang dilakukan, kepahaman, dan kedekatan kepada Allah. Serta tingkat kebahagiaan atau enjoyment dari kader dalam menjalankan agenda dakwah. Oleh karena itu seorang korwat diharapkan dapat memantau kader muslimah dari sisi ini, dan memberikan treatment khusus jika ada masalah atau kendala pada kader.
Penampung Aspirasi
Muslimah mempunyai taste and reference tersendiri dalam berpikir dan mengambil keputusan. Oleh karena itu seorang korwat dituntut untuk dapat memancing aspirasi yang ada diantara para kader muslimah dan menampungnya dan menyampaikannya ke kepala departemen atau untuk dibahas di rapat. Selain itu diharapkan seorang korwat dapat menyelesaikan masalah internal muslimah dengan segera. Termasuk pula menampung dan menindaklanjuti aspirasi kader pria terhadap kader perempuan.
Komunikasi Dengan Kader Pria
Fungsi komunikasi seperti melanjutkan pesan dari kepala departemen terkait rapat dan sebagainya, dan menyampaikan usul-usul dari muslimah yang mungkin sulit untuk mengungkapkan pemikirannya. Dalam sebuah rapat, saya selalu memperhatikan posisi duduk seorang korwat selalu yang paling dekat dengan pria. Ini seperti “penjaga” dari para muslimah dan “pemimpin” dalam sebuah rapat.
Memimpin eksekusi agenda khusus muslimah
Sebagai contoh dalam departemen kaderisasi, dimana terdapat kaderisasi khusus muslimah. Seorang korwatlah yang akan memimpin rapat, eksekusi dan lain-lainnya. Atau dalam persiapan sebuah acara dimana, kader muslimah diminta untuk mengerjakan bagian tertentu bersama, maka seorang korwat yang mengkoordinir dan sebagai penanggungjawab tugas tersebut
Penyeimbang dan back up kepala departemen
Bisa dikatakan secara informal seorang korwat adalah wakil ketua departemen dimana ia pengambil kebijakan tertinggi kedua setelah kepala departemen. Selain itu korwat diharapkan mampu memotivasi staff muslim untuk memimpin rapat untuk pengambilan kebijakan jika seorang kepala departemen sedang berhalangan atau bermasalah. Korwat diharapkan juga dapat sebagai penyejuk departemen yang mungkin terlalu dikejar deadline dan rasionalisasi seorang pria. Ia diharapkan dapat sebagai penasehat moril departemen. Peran korwat dalam memberikan motivasi secara khusus kepada kepala departemen untuk memastikan bahwa roda departemen tetap berjalan. Dengan tetap menjaga batasan syariah, seorang korwat dapat menjadi teman diskusi dan berpikir seorang kepala departemen terkait permasalahan di departemennya.
>>>Tapi yang paling assiikk dr peran jd koordinator akhwat adalah...minim koordinasi dgn ikhwan! (*ouupss!! :D)
Menurut saya “akhwat mempunyai kekhasan tersendiri, oleh karena itu perlu peran serta lingkup yang luas dari pengelolaan muslimah”. Statement inilah yang membuat saya menaikkan posisi sektor muslimah yang tahun lalu “hanya” selevel divisi, saat ini menjadi sektor yang langsung dibawah koordinasi saya sebagai ketua LDK. Memang setelah mengamati langsung selama 3 tahun di kampus, muslimah mempunyai keunikan tersendiri dalam lingkup dakwah kampus ini.
Terkait peran fungsi dan posisi seorang koordinator akhwat, saya mewawancarai khusus korwat Departemen Manajemen Sumber Daya Anggota (MSDA) Nuri Trianti dan korwat departemen ekonomi Dina Rachmi untuk melengkapi pandangan saya terhadap pertanyaan ini. Dalam organisasi dakwah kampus, kita mengenal istilah korwat untuk mendampingi seorang kadept dalam sebuah departemen. Saya pun bertanya pada awalnya,”sebenarnya apa sih peran korwat ? apakah hanya sebagai notulen dan mem-forward pesan ke anggota muslimah yang lain?”
“tidak !!”, begitulah jawaban dua korwat tersebut. Peran korwat jauh lebih besar dari itu. Korwat berperan sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan departemen dan sebagai penjaga nilai dari sebuah departemen. Terutama dalam kondisi dakwah kampus yang menjaga nilai adab antara muslim dan muslimah. Selain itu muslimah membutuhkan pendekatan khusus dalam berdakwah, sehingga metoda “cuek” dan “terlalu rasional” pria terkadang tidak cocok, dibutuhkan pendekatan “hati ke hati” terhadap kader muslimah, dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang korwat.
Sejauh pemahaman saya dan disempurnakan oleh hasil diskusi dengan dua korwat berpengalaman ini, saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang menjadi peran strategis utama yang hanya bisa dilakukan oleh korwat.
Managerial
Peran strategis pertama adalah me-manage atau mengatur dan memimpin para muslimah dalam sebuah departemen atau kepanitiaan. Mengkoordinir muslimah, begitulah peran pertamanya. Bagaimana seorang korwat bisa mengetahui dengan dalam setiap individu muslimah dalam tim serta membimbing mereka agar produktifitas dakwah berjalan. Biasanya dalam kondisi butuh keputusan mendesak, dibuat dua forum dalam sebuah tim, dibagi berdasarkan gender. Dan korwat lah yang memimpin para muslimah ini. Ia pula yang diharapkan dapat sebagai tempat curhat bagi para muslimah yang berada dalam tim, ia yang selalu memberi motivasi dan memberi ucapan selamat atas keberhasilan kepada para muslimah.
Upgrading
Meningkatkan kapasitas internal setiap anggota tim yang muslimah. Korwat berperan sebagai guru yang memberikan pengetahuan , pengalaman dan saran agar para muslimah dapat menjalankan beban dakwah yang ada dengan baik. Peningkatan kemampuan internal ini adalah bagian dari kaderisasi departemen yang memang harus dilakukan. Harapannya dalam kaderisasi ini seorang korwat dapat membentuk calon penggantinya di kemudian hari.
Controlling
Memantau kesehatan dan kebahagiaan kader muslimah dalam menjalankan amanah dakwah. Kesehatan yang dimaksud terkait dua hal, kesehatan fisik yang dipengaruhi oleh asupan gizi, lama waktu istirahat dan olahraga yang dijalankan. Serta kesehatan ruhiyah yang dipengaruhi oleh ibadah yang dilakukan, kepahaman, dan kedekatan kepada Allah. Serta tingkat kebahagiaan atau enjoyment dari kader dalam menjalankan agenda dakwah. Oleh karena itu seorang korwat diharapkan dapat memantau kader muslimah dari sisi ini, dan memberikan treatment khusus jika ada masalah atau kendala pada kader.
Penampung Aspirasi
Muslimah mempunyai taste and reference tersendiri dalam berpikir dan mengambil keputusan. Oleh karena itu seorang korwat dituntut untuk dapat memancing aspirasi yang ada diantara para kader muslimah dan menampungnya dan menyampaikannya ke kepala departemen atau untuk dibahas di rapat. Selain itu diharapkan seorang korwat dapat menyelesaikan masalah internal muslimah dengan segera. Termasuk pula menampung dan menindaklanjuti aspirasi kader pria terhadap kader perempuan.
Komunikasi Dengan Kader Pria
Fungsi komunikasi seperti melanjutkan pesan dari kepala departemen terkait rapat dan sebagainya, dan menyampaikan usul-usul dari muslimah yang mungkin sulit untuk mengungkapkan pemikirannya. Dalam sebuah rapat, saya selalu memperhatikan posisi duduk seorang korwat selalu yang paling dekat dengan pria. Ini seperti “penjaga” dari para muslimah dan “pemimpin” dalam sebuah rapat.
Memimpin eksekusi agenda khusus muslimah
Sebagai contoh dalam departemen kaderisasi, dimana terdapat kaderisasi khusus muslimah. Seorang korwatlah yang akan memimpin rapat, eksekusi dan lain-lainnya. Atau dalam persiapan sebuah acara dimana, kader muslimah diminta untuk mengerjakan bagian tertentu bersama, maka seorang korwat yang mengkoordinir dan sebagai penanggungjawab tugas tersebut
Penyeimbang dan back up kepala departemen
Bisa dikatakan secara informal seorang korwat adalah wakil ketua departemen dimana ia pengambil kebijakan tertinggi kedua setelah kepala departemen. Selain itu korwat diharapkan mampu memotivasi staff muslim untuk memimpin rapat untuk pengambilan kebijakan jika seorang kepala departemen sedang berhalangan atau bermasalah. Korwat diharapkan juga dapat sebagai penyejuk departemen yang mungkin terlalu dikejar deadline dan rasionalisasi seorang pria. Ia diharapkan dapat sebagai penasehat moril departemen. Peran korwat dalam memberikan motivasi secara khusus kepada kepala departemen untuk memastikan bahwa roda departemen tetap berjalan. Dengan tetap menjaga batasan syariah, seorang korwat dapat menjadi teman diskusi dan berpikir seorang kepala departemen terkait permasalahan di departemennya.
>>>Tapi yang paling assiikk dr peran jd koordinator akhwat adalah...minim koordinasi dgn ikhwan! (*ouupss!! :D)
Peran Koordinator Akhwat
huhumm... karena saya diamanahi koordinator akhwat dalam Lembaga Da'wah Fakultas kampus saya, maka saya ingin berbagi fungsi seorang koordinator akhwat yg telah saya pelajari dalam berbagai refrensi...
Semoga bernabfaat>>>
Apa peran strategis seorang korwat dalam sebuah departemen atau kepanitiaan ? terkadang di kampus kami korwat tampak hanya sebagi “penyampai pesan” saja dari ikhwan ke akhwat.
Menurut saya “akhwat mempunyai kekhasan tersendiri, oleh karena itu perlu peran serta lingkup yang luas dari pengelolaan muslimah”. Statement inilah yang membuat saya menaikkan posisi sektor muslimah yang tahun lalu “hanya” selevel divisi, saat ini menjadi sektor yang langsung dibawah koordinasi saya sebagai ketua LDK. Memang setelah mengamati langsung selama 3 tahun di kampus, muslimah mempunyai keunikan tersendiri dalam lingkup dakwah kampus ini.
Terkait peran fungsi dan posisi seorang koordinator akhwat, saya mewawancarai khusus korwat Departemen Manajemen Sumber Daya Anggota (MSDA) Nuri Trianti dan korwat departemen ekonomi Dina Rachmi untuk melengkapi pandangan saya terhadap pertanyaan ini. Dalam organisasi dakwah kampus, kita mengenal istilah korwat untuk mendampingi seorang kadept dalam sebuah departemen. Saya pun bertanya pada awalnya,”sebenarnya apa sih peran korwat ? apakah hanya sebagai notulen dan mem-forward pesan ke anggota muslimah yang lain?”
“tidak !!”, begitulah jawaban dua korwat tersebut. Peran korwat jauh lebih besar dari itu. Korwat berperan sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan departemen dan sebagai penjaga nilai dari sebuah departemen. Terutama dalam kondisi dakwah kampus yang menjaga nilai adab antara muslim dan muslimah. Selain itu muslimah membutuhkan pendekatan khusus dalam berdakwah, sehingga metoda “cuek” dan “terlalu rasional” pria terkadang tidak cocok, dibutuhkan pendekatan “hati ke hati” terhadap kader muslimah, dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang korwat.
Sejauh pemahaman saya dan disempurnakan oleh hasil diskusi dengan dua korwat berpengalaman ini, saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang menjadi peran strategis utama yang hanya bisa dilakukan oleh korwat.
Managerial
Peran strategis pertama adalah me-manage atau mengatur dan memimpin para muslimah dalam sebuah departemen atau kepanitiaan. Mengkoordinir muslimah, begitulah peran pertamanya. Bagaimana seorang korwat bisa mengetahui dengan dalam setiap individu muslimah dalam tim serta membimbing mereka agar produktifitas dakwah berjalan. Biasanya dalam kondisi butuh keputusan mendesak, dibuat dua forum dalam sebuah tim, dibagi berdasarkan gender. Dan korwat lah yang memimpin para muslimah ini. Ia pula yang diharapkan dapat sebagai tempat curhat bagi para muslimah yang berada dalam tim, ia yang selalu memberi motivasi dan memberi ucapan selamat atas keberhasilan kepada para muslimah.
Upgrading
Meningkatkan kapasitas internal setiap anggota tim yang muslimah. Korwat berperan sebagai guru yang memberikan pengetahuan , pengalaman dan saran agar para muslimah dapat menjalankan beban dakwah yang ada dengan baik. Peningkatan kemampuan internal ini adalah bagian dari kaderisasi departemen yang memang harus dilakukan. Harapannya dalam kaderisasi ini seorang korwat dapat membentuk calon penggantinya di kemudian hari.
Controlling
Memantau kesehatan dan kebahagiaan kader muslimah dalam menjalankan amanah dakwah. Kesehatan yang dimaksud terkait dua hal, kesehatan fisik yang dipengaruhi oleh asupan gizi, lama waktu istirahat dan olahraga yang dijalankan. Serta kesehatan ruhiyah yang dipengaruhi oleh ibadah yang dilakukan, kepahaman, dan kedekatan kepada Allah. Serta tingkat kebahagiaan atau enjoyment dari kader dalam menjalankan agenda dakwah. Oleh karena itu seorang korwat diharapkan dapat memantau kader muslimah dari sisi ini, dan memberikan treatment khusus jika ada masalah atau kendala pada kader.
Penampung Aspirasi
Muslimah mempunyai taste and reference tersendiri dalam berpikir dan mengambil keputusan. Oleh karena itu seorang korwat dituntut untuk dapat memancing aspirasi yang ada diantara para kader muslimah dan menampungnya dan menyampaikannya ke kepala departemen atau untuk dibahas di rapat. Selain itu diharapkan seorang korwat dapat menyelesaikan masalah internal muslimah dengan segera. Termasuk pula menampung dan menindaklanjuti aspirasi kader pria terhadap kader perempuan.
Komunikasi Dengan Kader Pria
Fungsi komunikasi seperti melanjutkan pesan dari kepala departemen terkait rapat dan sebagainya, dan menyampaikan usul-usul dari muslimah yang mungkin sulit untuk mengungkapkan pemikirannya. Dalam sebuah rapat, saya selalu memperhatikan posisi duduk seorang korwat selalu yang paling dekat dengan pria. Ini seperti “penjaga” dari para muslimah dan “pemimpin” dalam sebuah rapat.
Memimpin eksekusi agenda khusus muslimah
Sebagai contoh dalam departemen kaderisasi, dimana terdapat kaderisasi khusus muslimah. Seorang korwatlah yang akan memimpin rapat, eksekusi dan lain-lainnya. Atau dalam persiapan sebuah acara dimana, kader muslimah diminta untuk mengerjakan bagian tertentu bersama, maka seorang korwat yang mengkoordinir dan sebagai penanggungjawab tugas tersebut
Penyeimbang dan back up kepala departemen
Bisa dikatakan secara informal seorang korwat adalah wakil ketua departemen dimana ia pengambil kebijakan tertinggi kedua setelah kepala departemen. Selain itu korwat diharapkan mampu memotivasi staff muslim untuk memimpin rapat untuk pengambilan kebijakan jika seorang kepala departemen sedang berhalangan atau bermasalah. Korwat diharapkan juga dapat sebagai penyejuk departemen yang mungkin terlalu dikejar deadline dan rasionalisasi seorang pria. Ia diharapkan dapat sebagai penasehat moril departemen. Peran korwat dalam memberikan motivasi secara khusus kepada kepala departemen untuk memastikan bahwa roda departemen tetap berjalan. Dengan tetap menjaga batasan syariah, seorang korwat dapat menjadi teman diskusi dan berpikir seorang kepala departemen terkait permasalahan di departemennya.
yang jelas,jd koordinator akhwat tu menyenangkan... tahu knp? cz tidak banyak koordinasi dgn ikhwan (*oupss! :p)
kn lbh enak ngomong sm sesama cewe' drpd ad anak cowo', y ga?
Semoga bernabfaat>>>
Apa peran strategis seorang korwat dalam sebuah departemen atau kepanitiaan ? terkadang di kampus kami korwat tampak hanya sebagi “penyampai pesan” saja dari ikhwan ke akhwat.
Menurut saya “akhwat mempunyai kekhasan tersendiri, oleh karena itu perlu peran serta lingkup yang luas dari pengelolaan muslimah”. Statement inilah yang membuat saya menaikkan posisi sektor muslimah yang tahun lalu “hanya” selevel divisi, saat ini menjadi sektor yang langsung dibawah koordinasi saya sebagai ketua LDK. Memang setelah mengamati langsung selama 3 tahun di kampus, muslimah mempunyai keunikan tersendiri dalam lingkup dakwah kampus ini.
Terkait peran fungsi dan posisi seorang koordinator akhwat, saya mewawancarai khusus korwat Departemen Manajemen Sumber Daya Anggota (MSDA) Nuri Trianti dan korwat departemen ekonomi Dina Rachmi untuk melengkapi pandangan saya terhadap pertanyaan ini. Dalam organisasi dakwah kampus, kita mengenal istilah korwat untuk mendampingi seorang kadept dalam sebuah departemen. Saya pun bertanya pada awalnya,”sebenarnya apa sih peran korwat ? apakah hanya sebagai notulen dan mem-forward pesan ke anggota muslimah yang lain?”
“tidak !!”, begitulah jawaban dua korwat tersebut. Peran korwat jauh lebih besar dari itu. Korwat berperan sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan departemen dan sebagai penjaga nilai dari sebuah departemen. Terutama dalam kondisi dakwah kampus yang menjaga nilai adab antara muslim dan muslimah. Selain itu muslimah membutuhkan pendekatan khusus dalam berdakwah, sehingga metoda “cuek” dan “terlalu rasional” pria terkadang tidak cocok, dibutuhkan pendekatan “hati ke hati” terhadap kader muslimah, dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang korwat.
Sejauh pemahaman saya dan disempurnakan oleh hasil diskusi dengan dua korwat berpengalaman ini, saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang menjadi peran strategis utama yang hanya bisa dilakukan oleh korwat.
Managerial
Peran strategis pertama adalah me-manage atau mengatur dan memimpin para muslimah dalam sebuah departemen atau kepanitiaan. Mengkoordinir muslimah, begitulah peran pertamanya. Bagaimana seorang korwat bisa mengetahui dengan dalam setiap individu muslimah dalam tim serta membimbing mereka agar produktifitas dakwah berjalan. Biasanya dalam kondisi butuh keputusan mendesak, dibuat dua forum dalam sebuah tim, dibagi berdasarkan gender. Dan korwat lah yang memimpin para muslimah ini. Ia pula yang diharapkan dapat sebagai tempat curhat bagi para muslimah yang berada dalam tim, ia yang selalu memberi motivasi dan memberi ucapan selamat atas keberhasilan kepada para muslimah.
Upgrading
Meningkatkan kapasitas internal setiap anggota tim yang muslimah. Korwat berperan sebagai guru yang memberikan pengetahuan , pengalaman dan saran agar para muslimah dapat menjalankan beban dakwah yang ada dengan baik. Peningkatan kemampuan internal ini adalah bagian dari kaderisasi departemen yang memang harus dilakukan. Harapannya dalam kaderisasi ini seorang korwat dapat membentuk calon penggantinya di kemudian hari.
Controlling
Memantau kesehatan dan kebahagiaan kader muslimah dalam menjalankan amanah dakwah. Kesehatan yang dimaksud terkait dua hal, kesehatan fisik yang dipengaruhi oleh asupan gizi, lama waktu istirahat dan olahraga yang dijalankan. Serta kesehatan ruhiyah yang dipengaruhi oleh ibadah yang dilakukan, kepahaman, dan kedekatan kepada Allah. Serta tingkat kebahagiaan atau enjoyment dari kader dalam menjalankan agenda dakwah. Oleh karena itu seorang korwat diharapkan dapat memantau kader muslimah dari sisi ini, dan memberikan treatment khusus jika ada masalah atau kendala pada kader.
Penampung Aspirasi
Muslimah mempunyai taste and reference tersendiri dalam berpikir dan mengambil keputusan. Oleh karena itu seorang korwat dituntut untuk dapat memancing aspirasi yang ada diantara para kader muslimah dan menampungnya dan menyampaikannya ke kepala departemen atau untuk dibahas di rapat. Selain itu diharapkan seorang korwat dapat menyelesaikan masalah internal muslimah dengan segera. Termasuk pula menampung dan menindaklanjuti aspirasi kader pria terhadap kader perempuan.
Komunikasi Dengan Kader Pria
Fungsi komunikasi seperti melanjutkan pesan dari kepala departemen terkait rapat dan sebagainya, dan menyampaikan usul-usul dari muslimah yang mungkin sulit untuk mengungkapkan pemikirannya. Dalam sebuah rapat, saya selalu memperhatikan posisi duduk seorang korwat selalu yang paling dekat dengan pria. Ini seperti “penjaga” dari para muslimah dan “pemimpin” dalam sebuah rapat.
Memimpin eksekusi agenda khusus muslimah
Sebagai contoh dalam departemen kaderisasi, dimana terdapat kaderisasi khusus muslimah. Seorang korwatlah yang akan memimpin rapat, eksekusi dan lain-lainnya. Atau dalam persiapan sebuah acara dimana, kader muslimah diminta untuk mengerjakan bagian tertentu bersama, maka seorang korwat yang mengkoordinir dan sebagai penanggungjawab tugas tersebut
Penyeimbang dan back up kepala departemen
Bisa dikatakan secara informal seorang korwat adalah wakil ketua departemen dimana ia pengambil kebijakan tertinggi kedua setelah kepala departemen. Selain itu korwat diharapkan mampu memotivasi staff muslim untuk memimpin rapat untuk pengambilan kebijakan jika seorang kepala departemen sedang berhalangan atau bermasalah. Korwat diharapkan juga dapat sebagai penyejuk departemen yang mungkin terlalu dikejar deadline dan rasionalisasi seorang pria. Ia diharapkan dapat sebagai penasehat moril departemen. Peran korwat dalam memberikan motivasi secara khusus kepada kepala departemen untuk memastikan bahwa roda departemen tetap berjalan. Dengan tetap menjaga batasan syariah, seorang korwat dapat menjadi teman diskusi dan berpikir seorang kepala departemen terkait permasalahan di departemennya.
yang jelas,jd koordinator akhwat tu menyenangkan... tahu knp? cz tidak banyak koordinasi dgn ikhwan (*oupss! :p)
kn lbh enak ngomong sm sesama cewe' drpd ad anak cowo', y ga?
Bagaimana Menokohkan Diri Anda
Saat ini kita mempunyai target untuk menokohkan kader dakwah kampus dengan harapan dapat memunculkan figur yang memang “jebolan” dakwah kampus, bagaimana cara Kita sebagai pribadi untuk meningkatkan kapasitas kita dan ketokohan kita di kampus, regional, maupun nasional ?
Memang rencana ini masih belum berjalan dengan ideal, karena berbagai faktor antara lain; (1) belum siapnya kader dakwah kampus untuk menghadapi dunia luar lembaga dakwahnya, ciri eksklusif masih banyak terdapat pada kader dakwah kampus.(2) kerendahan hati para kader dakwah, sebuah sifat yang sangat terpuji, akan tetapi jika digunakan pada tempat yang salah akan berakibat pada tidak berkembangnya dakwah, saya berpesan agar kita tidak tawadhu salah tempat. (3) kelemahan pemanfaatan teknologi, kemajuan teknologi saat ini semakin berkembang, Anda bisa menjadi seorang yang dikenal luas dengan memanfaatkan teknologi ini, seorang tidak perlu bertemu langsung dengan Anda, akan tetapi ia akan dapat mempercayai Anda serta menganggap Anda seorang yang telah dikenal luas.(4) pendeknya masa perkuliahan, saya merasakan bahwa seorang kader matang saat tingkat tiga, sedangkan masa kuliah pada umumnya hanya 4 tahun, sehingga belum sempat seorang kader menokoh secara nasional, bahkan daerah, ia sudah keburu dikejar dengan kelulusan. (5) tidak merasa ( atau mungkin malu ) sebagai kader dakwah kampus. Beberapa kader pernah saya amati tidak merasa bisa “menjual” dirinya jika ia berpredikat kader dakwah kampus. Mungkin sebetulnya banyak kader yang telah tertokohkan, akan tetapi ia tidak dipandang sebagai kader dakwah kampus.
Melihat kenyataan serta tuntutan yang ada terkait ketokohan kader dakwah, perlu kiranya Anda secara pribadi yang menokhkan diri Anda. Saya mempunyai keyakinan bahwa Anda dapat menjadi tokoh yang bermanfaat bagi dakwah kampus. Anda mempunyai potensi sebagai pribadi, Anda punya lembaga dakwah yang menjadi lingkungan Anda belajar dan berdakwah dan Anda bisa memanfaatkan jaringan FSLDK sebagai pendukung ketokohan Anda di tingkat kampus, daerah, bahkan nasional.
Pernahkah Anda berpikir bahwa tidak ada definisi tokoh yang sama bagi setiap orang. Karena setiap orang mempunyai standar tersensdiri, kebutuhan idola tersendiri dan kebutuhan panutan yang berbeda-beda. Jadi setiap dari Anda bisa menjadi tokoh dengan potensi yang Anda miliki serta dengan jumlah massa pendukung yang memang akan terkena dampak ketokohan Anda.
Saya pernah menulis tentang bagaimana menokohkan kader dakwah, pada tulisan ini saya menyampaikan bahwa kader dakwah bisa menjadi tokoh dari berbagai pendekatan yang ada. Tergantung Anda bisanya menokoh dengan cara yang bagaimana. Apakah Anda sebagai sosok, religi, akademisi, olahragawan, seniman, aktifis mahasiswa, atau lainnya. Tahap pertama adalah menentukan jalur ketokohan Anda.
Seorang tokoh yang dibutuhkan saat ini adalah sosok tokoh yang moderat, dimana ia tidak terlalu ekstrem dalam berpikir, akan tetapi tetap dengan landasan berpikir yang kuat. Seorang tokoh yang disenangi adalah tokoh yang luwes, supel dan terbuka serta bisa berkomunikasi dengan orang banyak. Saat ini banyak kader yang mempunyai kapasitas pemahaman yang kuat, akan tetapi hanya sedikit sekali yang bisa membahasakannya kepada objek dakwah yang heterogen dengan baik, alhasil ia hanya bermanfaat bagi sesama kader saja.
Baiknya Akhlak serta budi perkerti dan tata bahasa menjadi daya tarik tersendiri, seorang yang berakhlak baik, dan memiliki prilaku yang sangat baik akan menimbulkan pull effect untuk menimbulkan keterkesanan dari masyarakat luas. Seorang tokoh diharapkan pula dapat memahami seni mengkritik dan dikritik dengan baik ( ada buku khusus dengan judul ini ). Karena perlu kita pahami semua, bahwa setiap kebijakan, pemikiran dan tindakan kita pasti ada yang menentang dengan berbagai alasan. Untuk menjadi tokoh yang bijak Anda perlu memahami seni mengkritik dan dikritik ini agar Anda bisa terus maju dan tidak mudah mundur karena kritikan seseorang. Memahami cara mengkritik perlu juga agar Anda tetap bisa menjaga citra sebagai sosok yang tidak asal ngomong. Dalam memahami masyarakat selain Anda perlu menyaring apa yang dikatakannya, Anda perlu juga memahami sebab atau latar belakang ia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Anda, sehingga Anda bisa memberikan antitesis yang tepat sasaran.
Tokoh bergaul dengan tokoh, dan dari seorang tokoh akan muncul pula tokoh yang lain. banyaklah bergaul dan belajar dengan seseorang yang telah Anda Anggap tokoh, apakah itu sosok ulama, pejabat, penulis, ilmuwan dan sebagainya agar bisa mendapatkan ilmu bagaimana menjadi tokoh dengan baik. Serta untuk mendapatkan jaringan dari tokoh yang kita dekati ini. Semakin banyak referensi tokoh yang Anda miliki, semakin berkarakter diri Anda dalam menokohkan diri. Dari tiga paragraf ini bisa disimpulkan, tahap kedua adalah memahami karakter seorang tokoh.
Selanjutnya, tahap ketiga adalah menentukan media yang akan digunakan untuk meningkatkan ketokohan diri. Saat ini berbagai media bisa digunakan untuk meningkatkan ketokohan. Media yang paling sederhana adalah tulisan pemikiran Anda, Anda bisa memulai dengan menyumbangkan tulisan pada media yang telah tersedia, apakah itu media kampus, media daerah, dan media nasional. Mulailah rutin menulis, dengan menulis Anda akan di claim sebagai sosok yang memiliki pemikiran dan suka menyumbangkann ide yang bisa digunakan oleh banyak orang. Buat target pribadi seperti menulis di koran kampus setiap bulan, menulis di media daerah setiap 1 bulan dan menulis di media nasional setiap 2 bulan sekali. Atau, jika memang belum berkesempatan untuk menulis di media yang telah ada, mulailah menulis di media yang Anda buat sendiri, seperti website atau blog.membuat milis dengan Owner diri Anda dan diasuh langsung oleh Anda, dimana Anda rutin mengirim posting tulisan Anda yang bermanfaat. Reza Ervani dengan milis motivasi indonesia berhasil membuat ketokohan ini dengan baik, begitu pula saya mulai memcoba membangun ketokohan dengan cara ini melalui milis tanyajawabLDK. Menyempatkan diri atau memang mendedikasikan waktu Anda sebagai pemateri / pengisi acara / moderator/ peserta aktif dan kritis pada berbagai skala acara/seminar/talkshow/training dapat juga menjadi ekskalasi yang perlu dilakukan oleh Anda untuk meningkatkan kemampuan komunikasi massal serta mendongkrak ketokohan Anda. Tak lupa pula untuk membangun jaringan dengan tokoh lain, seorang tokoh dinilai sudah menjadi “tokoh” jika ia sudah punya relasi dengan tokoh lainnya.
Tiga tahap ini saya yakini menjadi cara untuk menokohkan diri Anda sebagai kader dakwah kampus yang akan mencitrakan diri Anda serta dakwah kampus pada umumnya. Dengan pencitraan positif ini diharapkan Anda bisa menjadi duta untuk memajukan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dakwah kampus yang mampu mensuplai seorang yang bisa diterima di masyarakat. Pesan terakhir dari bagian ini adalah salah satu tantangan dalam ketokohan kader adalah ujian dunia terkait uang, jabatan dan akhlak. Kita membentengi diri dengan kedekatan pada Allah serta selalu dalam lingkungan dakwah dengan kader-kader lainnya yang selalu mengingatkan jika kita khilaf dalam bertindak.
>>presented by: FSLDK
Memang rencana ini masih belum berjalan dengan ideal, karena berbagai faktor antara lain; (1) belum siapnya kader dakwah kampus untuk menghadapi dunia luar lembaga dakwahnya, ciri eksklusif masih banyak terdapat pada kader dakwah kampus.(2) kerendahan hati para kader dakwah, sebuah sifat yang sangat terpuji, akan tetapi jika digunakan pada tempat yang salah akan berakibat pada tidak berkembangnya dakwah, saya berpesan agar kita tidak tawadhu salah tempat. (3) kelemahan pemanfaatan teknologi, kemajuan teknologi saat ini semakin berkembang, Anda bisa menjadi seorang yang dikenal luas dengan memanfaatkan teknologi ini, seorang tidak perlu bertemu langsung dengan Anda, akan tetapi ia akan dapat mempercayai Anda serta menganggap Anda seorang yang telah dikenal luas.(4) pendeknya masa perkuliahan, saya merasakan bahwa seorang kader matang saat tingkat tiga, sedangkan masa kuliah pada umumnya hanya 4 tahun, sehingga belum sempat seorang kader menokoh secara nasional, bahkan daerah, ia sudah keburu dikejar dengan kelulusan. (5) tidak merasa ( atau mungkin malu ) sebagai kader dakwah kampus. Beberapa kader pernah saya amati tidak merasa bisa “menjual” dirinya jika ia berpredikat kader dakwah kampus. Mungkin sebetulnya banyak kader yang telah tertokohkan, akan tetapi ia tidak dipandang sebagai kader dakwah kampus.
Melihat kenyataan serta tuntutan yang ada terkait ketokohan kader dakwah, perlu kiranya Anda secara pribadi yang menokhkan diri Anda. Saya mempunyai keyakinan bahwa Anda dapat menjadi tokoh yang bermanfaat bagi dakwah kampus. Anda mempunyai potensi sebagai pribadi, Anda punya lembaga dakwah yang menjadi lingkungan Anda belajar dan berdakwah dan Anda bisa memanfaatkan jaringan FSLDK sebagai pendukung ketokohan Anda di tingkat kampus, daerah, bahkan nasional.
Pernahkah Anda berpikir bahwa tidak ada definisi tokoh yang sama bagi setiap orang. Karena setiap orang mempunyai standar tersensdiri, kebutuhan idola tersendiri dan kebutuhan panutan yang berbeda-beda. Jadi setiap dari Anda bisa menjadi tokoh dengan potensi yang Anda miliki serta dengan jumlah massa pendukung yang memang akan terkena dampak ketokohan Anda.
Saya pernah menulis tentang bagaimana menokohkan kader dakwah, pada tulisan ini saya menyampaikan bahwa kader dakwah bisa menjadi tokoh dari berbagai pendekatan yang ada. Tergantung Anda bisanya menokoh dengan cara yang bagaimana. Apakah Anda sebagai sosok, religi, akademisi, olahragawan, seniman, aktifis mahasiswa, atau lainnya. Tahap pertama adalah menentukan jalur ketokohan Anda.
Seorang tokoh yang dibutuhkan saat ini adalah sosok tokoh yang moderat, dimana ia tidak terlalu ekstrem dalam berpikir, akan tetapi tetap dengan landasan berpikir yang kuat. Seorang tokoh yang disenangi adalah tokoh yang luwes, supel dan terbuka serta bisa berkomunikasi dengan orang banyak. Saat ini banyak kader yang mempunyai kapasitas pemahaman yang kuat, akan tetapi hanya sedikit sekali yang bisa membahasakannya kepada objek dakwah yang heterogen dengan baik, alhasil ia hanya bermanfaat bagi sesama kader saja.
Baiknya Akhlak serta budi perkerti dan tata bahasa menjadi daya tarik tersendiri, seorang yang berakhlak baik, dan memiliki prilaku yang sangat baik akan menimbulkan pull effect untuk menimbulkan keterkesanan dari masyarakat luas. Seorang tokoh diharapkan pula dapat memahami seni mengkritik dan dikritik dengan baik ( ada buku khusus dengan judul ini ). Karena perlu kita pahami semua, bahwa setiap kebijakan, pemikiran dan tindakan kita pasti ada yang menentang dengan berbagai alasan. Untuk menjadi tokoh yang bijak Anda perlu memahami seni mengkritik dan dikritik ini agar Anda bisa terus maju dan tidak mudah mundur karena kritikan seseorang. Memahami cara mengkritik perlu juga agar Anda tetap bisa menjaga citra sebagai sosok yang tidak asal ngomong. Dalam memahami masyarakat selain Anda perlu menyaring apa yang dikatakannya, Anda perlu juga memahami sebab atau latar belakang ia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Anda, sehingga Anda bisa memberikan antitesis yang tepat sasaran.
Tokoh bergaul dengan tokoh, dan dari seorang tokoh akan muncul pula tokoh yang lain. banyaklah bergaul dan belajar dengan seseorang yang telah Anda Anggap tokoh, apakah itu sosok ulama, pejabat, penulis, ilmuwan dan sebagainya agar bisa mendapatkan ilmu bagaimana menjadi tokoh dengan baik. Serta untuk mendapatkan jaringan dari tokoh yang kita dekati ini. Semakin banyak referensi tokoh yang Anda miliki, semakin berkarakter diri Anda dalam menokohkan diri. Dari tiga paragraf ini bisa disimpulkan, tahap kedua adalah memahami karakter seorang tokoh.
Selanjutnya, tahap ketiga adalah menentukan media yang akan digunakan untuk meningkatkan ketokohan diri. Saat ini berbagai media bisa digunakan untuk meningkatkan ketokohan. Media yang paling sederhana adalah tulisan pemikiran Anda, Anda bisa memulai dengan menyumbangkan tulisan pada media yang telah tersedia, apakah itu media kampus, media daerah, dan media nasional. Mulailah rutin menulis, dengan menulis Anda akan di claim sebagai sosok yang memiliki pemikiran dan suka menyumbangkann ide yang bisa digunakan oleh banyak orang. Buat target pribadi seperti menulis di koran kampus setiap bulan, menulis di media daerah setiap 1 bulan dan menulis di media nasional setiap 2 bulan sekali. Atau, jika memang belum berkesempatan untuk menulis di media yang telah ada, mulailah menulis di media yang Anda buat sendiri, seperti website atau blog.membuat milis dengan Owner diri Anda dan diasuh langsung oleh Anda, dimana Anda rutin mengirim posting tulisan Anda yang bermanfaat. Reza Ervani dengan milis motivasi indonesia berhasil membuat ketokohan ini dengan baik, begitu pula saya mulai memcoba membangun ketokohan dengan cara ini melalui milis tanyajawabLDK. Menyempatkan diri atau memang mendedikasikan waktu Anda sebagai pemateri / pengisi acara / moderator/ peserta aktif dan kritis pada berbagai skala acara/seminar/talkshow/training dapat juga menjadi ekskalasi yang perlu dilakukan oleh Anda untuk meningkatkan kemampuan komunikasi massal serta mendongkrak ketokohan Anda. Tak lupa pula untuk membangun jaringan dengan tokoh lain, seorang tokoh dinilai sudah menjadi “tokoh” jika ia sudah punya relasi dengan tokoh lainnya.
Tiga tahap ini saya yakini menjadi cara untuk menokohkan diri Anda sebagai kader dakwah kampus yang akan mencitrakan diri Anda serta dakwah kampus pada umumnya. Dengan pencitraan positif ini diharapkan Anda bisa menjadi duta untuk memajukan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dakwah kampus yang mampu mensuplai seorang yang bisa diterima di masyarakat. Pesan terakhir dari bagian ini adalah salah satu tantangan dalam ketokohan kader adalah ujian dunia terkait uang, jabatan dan akhlak. Kita membentengi diri dengan kedekatan pada Allah serta selalu dalam lingkungan dakwah dengan kader-kader lainnya yang selalu mengingatkan jika kita khilaf dalam bertindak.
>>presented by: FSLDK
Langganan:
Postingan (Atom)